Namun, maknanya lebih dalam dari sekadar menerima nasib.
Shoganai mengajarkan kita untuk menyadari bahwa ada hal-hal yang berada di luar kendali, dan cara terbaik menghadapinya adalah dengan tetap tenang dan melangkah maju.
Ini bukan sikap menyerah, melainkan bentuk penerimaan yang disertai keteguhan hati.
Dalam kehidupan sehari-hari, orang Jepang sering menggunakan shoganai dalam situasi kecil sekalipun, seperti saat kehujanan tanpa payung atau menghadapi masalah yang tidak bisa diubah.
Filosofi ini menekankan bahwa meskipun kita tidak selalu dapat mengendalikan keadaan, kita tetap bisa mengendalikan reaksi terhadapnya.
Konsep ini mirip dengan ungkapan “no worries” dalam budaya Barat, tetapi shoganai memiliki makna yang lebih mendalam karena mengandung nilai ketenangan, kesabaran, dan kebijaksanaan dalam menerima kenyataan hidup.
Melansir NILS Japanese Language School, istilah Ichigo Ichie kerap digunakan di Jepang untuk menggambarkan momen berharga yang hanya terjadi sekali seumur hidup dan patut disyukuri.
Secara harfiah, Ichigo berarti “seumur hidup seseorang,” sementara Ichie berarti “satu pertemuan” atau “satu pengalaman.”
Frasa ini berasal dari tradisi upacara minum teh Jepang yang menekankan pentingnya menghargai setiap pertemuan karena tidak akan terulang dalam bentuk yang sama.
Dalam kehidupan sehari-hari, makna Ichigo Ichie dapat diterapkan pada berbagai situasi sederhana.