Dokumen administratif seperti KTP, Kartu Keluarga, hingga AK1 (kartu kuning) wajib dilengkapi sejak tahap awal seleksi.
Pada hari seleksi, tes fisik biasanya mencakup lari, push-up, sit-up, serta pengecekan tekanan darah.
Hal ini menunjukkan bahwa stamina dan kesehatan dasar disaring sejak awal.
Target angka setiap tes berbeda di tiap penyelenggara, tetapi formatnya relatif sama dan diumumkan secara terbuka oleh unit pelatihan resmi.
Selain itu, Jepang juga sedang memperkenalkan aturan Pre-Entry Tuberculosis Screening (JPETS) bagi beberapa negara, termasuk Indonesia.
Ketentuan ini mewajibkan pemeriksaan TB di klinik panel sebelum keberangkatan.
Per Februari 2025, jadwal mulai untuk Indonesia masih menunggu pengumuman, sementara kebijakan sudah berlaku untuk Filipina, Nepal, dan segera menyusul Vietnam.
Kesimpulannya, peserta harus siap menjalani tes fisik, pemeriksaan kesehatan penuh, dan nantinya pemeriksaan TB jika aturan JPETS sudah berlaku bagi Indonesia.
Magang di Jepang berlangsung di pabrik, pertanian, maupun bengkel kerja dengan pola shift, target produksi, serta aturan keselamatan.
Penyesuaian bukan hanya soal fisik, tetapi juga soal disiplin, pengelolaan stres, dan komunikasi dengan atasan.