Kondisi ini memicu pembentukan metabolit seperti polifenol, senyawa yang berperan penting dalam aktivitas antioksidan.
Akibatnya, green tea memiliki rasa yang sedikit lebih pahit dibanding matcha.
Perbedaan juga muncul dalam bentuk akhir produk.
Matcha diolah menjadi bubuk halus sehingga seluruh bagian daun ikut dikonsumsi.
Sementara itu, green tea umumnya diseduh dalam bentuk daun kering (loose leaf).
“Karena matcha berbentuk bubuk, interaksi dengan air panas lebih intens, sehingga kandungan antioksidannya lebih tinggi dibanding green tea,” ucapnya.
Selain itu, proses pengolahan matcha lebih ketat.
Tangkai daun dan ruas-ruas kecil harus dipisahkan agar hasilnya lebih halus.
Proses penggilingan pun dilakukan perlahan menggunakan alat tradisional berbentuk batu yang berputar pelan untuk menjaga tekstur dan aroma teh.

Dase mengatakan bahwa rasa matcha cenderung lebih lembut dengan aftertaste yang creamy serta memiliki karakter umami yang kuat.