Semakin lama tanaman di-shade, semakin tinggi kadar klorofil dan L-theanine.
Senyawa ini membantu meningkatkan fokus dan memberi efek relaksasi tanpa membuat kantuk.
Ratna menekankan, tujuan utama kabuse dalam tradisi Jepang bukan soal kesehatan, tapi demi cita rasa terbaik lembut, manis, dan kaya umami.
Biasanya orang di Jepang menikmati matcha untuk menikmati rasa umami bukan melihat dari manfaat kesehatannya.

Ratna menjelaskan bahwa mengenali matcha asli sebenarnya tidak sulit jika kita tahu apa yang harus diperhatikan.
Ia menyebut ada tiga hal sederhana yang bisa jadi patokan yaitu tekstur, warna, dan rasa.
Menurutnya, matcha berkualitas baik punya tekstur sangat halus seperti bedak, bukan butiran kasar yang terasa di lidah.
Dari segi warna, matcha asli selalu tampak hijau terang dan merata, bukan hijau kusam seperti bubuk teh biasa.
Terakhir, soal rasa, matcha sejati memiliki cita rasa umami yang lembut dan seimbang, tanpa pahit berlebihan yang sering muncul pada bubuk teh hijau kualitas rendah.
“Kalau matcha terasa pahit tanpa rasa manis atau gurih sama sekali, itu bisa jadi bukan matcha, bisa jadi green tea powder atau matcha yang kualitasnya rendah,” jelas Ratna.