Arin menilai, festival seperti IJFF menjadi kesempatan besar untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia ke masyarakat Jepang.
“Kalau misalnya kita ingin mempromosikan kebudayaan Indonesia, ya di festival Indonesia,” ujarnya.
Respon masyarakat Jepang terhadap pertunjukan angklung SIT sangat positif.
“Setelah performance, mereka bilang sebetulnya suara bambu itu sudah sering mereka dengar dan mereka sangat menyukai suara bambu,” kisah Arin.
Menurutnya, banyak penonton Jepang mengatakan bahwa bunyi angklung terdengar menenangkan dan alami.
“Orang Jepang memang suka suara angklung, suara bambu itu buat mereka katanya menenangkan,” tuturnya.
Bahkan, seorang profesor dari Gifu yang dikenal sebagai pegiat angklung datang khusus untuk menonton pertunjukan tersebut.
Arin juga mengungkapkan bahwa guru pianonya yang berasal dari Jepang turut hadir dan memberikan pujian atas penampilan SIT di panggung.
Menurutnya, apresiasi itu menunjukkan bahwa musik tradisional Indonesia bisa diterima dengan baik oleh masyarakat Jepang.
Anak-anak pun merasa bangga ketika mengetahui bahwa budaya Indonesia mendapat sambutan hangat di negeri lain.