Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Budaya Lokal

Alunan Angklung Sampai ke Tokyo, Harmoni Bambu Kesukaan Orang Jepang

Kompas.com - 22/10/2025, 14:32 WIB

Ia mengaku bahwa mencari bahan dan perlengkapan khas Indonesia di Jepang memerlukan waktu lama.

“Kostum itu salah satu tantangan, karena di Jepang nyari bahan-bahan khas Indonesia nggak cepat,” ungkapnya.

Untuk mengatasi hal itu, Arin dan timnya menggabungkan berbagai kostum dari inventaris sekolah agar tetap tampak seragam di atas panggung meski berbeda-beda bentuknya.

Ia mengatakan, bantuan juga datang dari KBRI Tokyo dan orang tua siswa yang kadang membelikan kostum atau membantu kebutuhan lain.

Selain kostum, latihan menjadi bagian penting dari persiapan setiap pertunjukan.

Ekstrakurikuler angklung di SIT biasanya hanya berlangsung seminggu sekali, tetapi menjelang acara besar seperti IJFF, frekuensi latihan ditambah agar anak-anak semakin siap.

Menurut Arin, dukungan komunitas sekolah dan KBRI Tokyo sangat membantu kelancaran penampilan mereka.

“Kami sangat di-support oleh komunitas sekolah dan juga KBRI Tokyo,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa panitia festival berasal dari KBRI Tokyo, sehingga pihak sekolah banyak terbantu dalam hal koordinasi dan logistik.

“Event ini kan eventnya penyelenggaranya juga KBRI Tokyo,” tambahnya.

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.