Mereka mengubah perubahan alami ini menjadi kebiasaan yang dirayakan bersama melalui berbagai kegiatan kuliner.
Suasana shokuyoku no aki terlihat jelas di berbagai daerah di Jepang.
Di tepi jalan, pedagang menjual ubi panggang atau yaki-imo yang aromanya menyebar ke udara malam.
Di pasar dan restoran, ikan sanma dibakar, nasi kastanye atau kuri-gohan disajikan, dan camilan seperti kuri dorayaki dijual dalam jumlah besar.
Buah anggur, pir, ubi, dan talas juga banyak ditemukan di pasar pada bulan September dan Oktober.
Festival kuliner menjadi bagian penting dari musim ini.
Salah satu yang terkenal adalah Sapporo Autumn Fest di Hokkaido yang menghadirkan berbagai bahan musiman dari seluruh Jepang.
Di rumah, suasana shokuyoku no aki terasa ketika keluarga berkumpul dan menikmati makanan hangat bersama.
Tradisi ini membuat musim gugur identik dengan kehangatan dan rasa syukur.
Ada pepatah Jepang yang berbunyi atsusa sareba shokuyoku ari (暑さ去れば食欲あり) yang berarti “saat panas pergi, selera makan datang.”