Yasuke membawa bibit ubi jalar tersebut ke kampung halamannya karena melihat manfaat yang dapat diberikan tanaman itu kepada masyarakat.
Ia mulai menanam dan mengembangbiakkannya hingga menghasilkan panen yang baik di tanah dan iklim Wakayama.
Ubi jalar menjadi bahan pangan penting karena mudah dipanen dan dapat disimpan dalam waktu lama.
Pada masa itu, penyebaran bibit pertanian ke luar wilayah feodal termasuk tindakan terlarang karena setiap han ingin mempertahankan keunggulan wilayahnya.
Tindakan Yasuke menyeberangkan ubi jalar melintasi batas wilayah feodal dianggap sebagai langkah berani dan visioner.
Gubernur Prefektur Wakayama pada zaman Meiji memberikan penghargaan kehormatan kepada Uematsu Yasuke setelah ia wafat sebagai bentuk apresiasi atas jasa besar yang diberikan kepada masyarakat.
Panen ubi yang melimpah mendorong masyarakat mengembangkan hidangan baru yang dapat memenuhi kebutuhan dan selera kuliner setempat.
Beras ketan sulit diperoleh dan berharga mahal sehingga masyarakat mencari cara untuk tetap bisa menikmati mochi tanpa menggunakan banyak beras ketan.
Solusi yang mereka temukan adalah mencampur ubi jalar kukus dengan mochi putih.
Campuran tersebut ditumbuk hingga halus dan dibentuk menjadi kue kecil bertekstur kenyal yang kemudian dikenal sebagai imo mochi.