Di Jepang, lumut memiliki tempat istimewa dalam tradisi estetika yang telah berkembang lebih dari seribu tahun.
Melansir Garden Design, para biksu Zen sejak lama memasukkan deskripsi tentang lumut dalam catatan mereka mengenai lanskap kuil.
Seiring waktu, keberadaan lumut meresap ke kehidupan modern dan kini mudah ditemui di halaman rumah, taman kecil, atau area sempit di perkotaan.
Ia muncul di sela batu pijakan, di sepanjang tepi pagar, dan berperan sebagai penghubung visual antara bonsai dan tanaman lain.
Meskipun berada di ruang yang terbatas, lumut tetap mampu menyatukan berbagai komponen taman sehingga tampil lebih padu.
Kehadirannya memberi alur yang halus antara tanah, batu, dan tanaman, serta memperkuat nuansa alami yang menjadi inti dari estetika bonsai.
Berkat peran tersebut, lumut tidak lagi sekadar pelengkap.
Lumut berubah menjadi bahasa visual yang memperkaya pengalaman menikmati bonsai dan lanskap taman Jepang secara menyeluruh.
Sumber:
● Japan House (https://www.bonsaiempire.com/basics/styling/bonsai-moss)
● Bonsai Empire (https://www.japanhouse.jp/en/stories/15-bonsai.html)
● Garden Design (https://www.gardendesign.com/japanese/moss.html)
(PENULIS: KOMPAS.COM/PITRI NOVIYANTI)