Namun, dalam beberapa tahun terakhir, istilah ini mulai dipahami secara berbeda oleh generasi muda.
Mereka melihatnya bukan hanya sebagai persiapan menghadapi akhir hidup, tetapi juga sebagai kesempatan untuk meninjau kembali kehidupan saat ini.
Proses ini membantu memperjelas arah hidup dan keputusan penting yang akan diambil.
Dengan memahami shūkatsu dari berbagai sisi, mahasiswa tidak hanya dipersiapkan untuk memasuki dunia kerja, tetapi juga diajak untuk merenungkan tujuan hidup dan langkah-langkah penting yang akan diambil ke depannya.
Tradisi ini menunjukkan bagaimana perencanaan dan refleksi dapat berjalan bersamaan, menghadirkan nilai lebih bagi generasi muda Jepang dalam menghadapi tantangan karir dan kehidupan.
Sumber:
(PENULIS: KOMPAS.COM/PITRINOVIYANTI)