Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Place Introduction

4 Tempat di Tokyo Ini Bikin Kamu Serasa Keluar dari Dunia Anime

Kompas.com - 27/10/2025, 11:05 WIB

OHAYOJEPANG - Tokyo bukan hanya pusat teknologi dan model Jepang, tetapi juga rumah bagi berbagai lokasi yang menjadi inspirasi dunia anime

Bagi para penggemar, berjalan di jalanan yang pernah muncul di film atau serial favorit memberikan sensasi tersendiri seolah melangkah langsung ke dunia para karakter. 

Berikut empat tempat di Tokyo yang menjadi lokasi nyata dalam berbagai karya anime populer:

Baca Juga:

1. Kuil Suga di Yotsuya, Jejak “Kimi no Na Wa”

Tangga di depan Kuil Suga (Kecamatan Shinjuku).
Tangga di depan Kuil Suga (Kecamatan Shinjuku).

Tangga menuju Kuil Suga di kawasan Yotsuya, Shinjuku, menjadi salah satu lokasi paling ikonik di dunia anime

Tangga ini dikenal luas karena muncul dalam adegan penutup film Kimi no Na Wa (Your Name) karya Makoto Shinkai. 

Banyak wisatawan yang datang untuk mengabadikan momen di tempat yang sama dengan Taki dan Mitsuha, dua karakter utama film tersebut

Melansir Shinjuku Convention & Visitors Bureau, sebelum era Meiji, di lokasi ini berdiri dua kuil, yaitu Kuil Gozutennō dan Kuil Inari. 

Kedua kuil tersebut kemudian digabung dan kini dikenal dengan nama Kuil Suga. 

Dalam mitologi Jepang, nama “Suga” berasal dari kisah dewa Susano no Mikoto. 

Setelah mengalahkan ular berkepala delapan, ia berkata, “Aku datang dan merasa suga suga shi (bersih dan lega).”

Di bagian langit-langit kuil terdapat lukisan bersejarah Sanjurokkasen, atau Tiga Puluh Enam Penyair Besar dari periode Heian. 

Lukisan-lukisan ini diakui sebagai Benda Budaya Penting Shinjuku. 

Karya tersebut dibuat oleh pelukis Unpou Ooka dengan kaligrafi dari Arikoto Chigusa, dan disumbangkan ke kuil pada tahun 1836 sebagai persembahan suci.

Selain karya seni tersebut, Kuil Suga juga menyimpan patung Komainu (anjing penjaga kuil) yang dibuat pada tahun 1728, serta batu peringatan Yotsuya Mitsuke yang menambah nilai sejarah tempat ini.

2. Odaiba dan Patung Gundam Raksasa

Diver City Tokyo. Tempat ini terletak di Aomi, Kōtō, Tokyo, Jepang.
Diver City Tokyo. Tempat ini terletak di Aomi, Kōtō, Tokyo, Jepang.

Odaiba menghadirkan suasana futuristik yang langsung terasa begitu pengunjung tiba. 

Di sinilah berdiri patung RX-0 Unicorn Gundam, replika raksasa setinggi 19,7 meter yang terinspirasi dari seri anime legendaris Mobile Suit Gundam. 

Patung ini menjadi simbol dari hubungan erat antara budaya populer Jepang dan teknologi.

Melansir laman Tokyo Odaiba.net, The Gundam Base Tokyo yang berada di Diver City Tokyo Plaza, adalah pusat resmi Gunpla yang dirancang untuk penggemar dari seluruh dunia. 

Disana, pengunjung dapat membeli, merakit, melihat, belajar, dan menikmati Gunpla melalui empat zona berbeda, sehingga pengalaman ini cocok untuk anak-anak hingga orang dewasa.

Selain area utama, pengunjung juga bisa menyaksikan patung UNICORN GUNDAM berukuran asli yang diterangi cahaya, terletak di sisi Symbol Promenade Park dari Diver City Tokyo Plaza.

3. Asakusa dan Suasana “Kimetsu no Yaiba”

Sebuah jinrikisha (kereta dorong Jepang) di jalanan Asakusa, Jepang.
Sebuah jinrikisha (kereta dorong Jepang) di jalanan Asakusa, Jepang.

Kawasan Asakusa dengan jalan belanja Nakamise Dōri yang padat pengunjung, dikenal sebagai jantung budaya tradisional Tokyo.

Namun, bagi para penggemar anime, kawasan ini memiliki daya tarik lain. 

Beberapa adegan dalam anime Kimetsu no Yaiba (Demon Slayer) menampilkan latar yang menyerupai suasana Asakusa pada awal abad ke-20.

Melansir Asakusa Nakamise Website, Nakamise adalah salah satu pusat perbelanjaan tertua di Jepang. 

Sejak masa Shogun Tokugawa Ieyasu mendirikan Pemerintahan Shogun Edo, populasi kota Edo (sekarang Tokyo) meningkat, begitu juga jumlah pengunjung Kuil Sensoji. 

Antara 1688 hingga 1735, penduduk yang menyediakan layanan penginapan bagi peziarah diizinkan membuka toko-toko di sepanjang jalan menuju kuil, yang menjadi awal mula Nakamise. 

Jumlah toko terus bertambah hingga Nakamise menjadi salah satu kawasan kuil paling terorganisir di Jepang.

Saat Restorasi Meiji, tanah kuil disita oleh pemerintah baru, dan Sensoji berada di bawah kendali pemerintah metropolitan Tokyo. 

Lima taman dibangun, dan undang-undang baru diberlakukan sehingga hak pedagang Nakamise untuk berdagang dicabut. 

Pada Mei 1885, semua pedagang diperintahkan meninggalkan lokasi. 

Pada Desember tahun yang sama, toko-toko baru bergaya bata Barat dibangun, menandai lahirnya Nakamise modern.

4. Akihabara, Pusat Budaya Otaku Tokyo

Akihabara adalah sebuah kota yang terkenal dengan berbagai toko peralatan elektronik besar, suku cadang elektronik, permainan komputer, barang-barang anime, dan restoran cosplay, yang terletak di Chiyoda, Tokyo, Jepang.
Akihabara adalah sebuah kota yang terkenal dengan berbagai toko peralatan elektronik besar, suku cadang elektronik, permainan komputer, barang-barang anime, dan restoran cosplay, yang terletak di Chiyoda, Tokyo, Jepang.

Akihabara selalu menjadi laboratorium hidup bagi ide-ide baru yang mencerminkan semangat setiap zaman. 

Kota ini terus berubah mengikuti kebutuhan era, meninggalkan jejaknya dalam ingatan setiap pengunjung. 

Mulai dari radio, perangkat ham (radio amatir), televisi, peralatan rumah tangga, audio, mikrokomputer, PC, gim video, hingga konten video, banyak orang mengunjungi Akihabara berulang kali untuk mengikuti tren terbaru.

Awalnya berkembang sebagai distrik elektronik yang menjual suku cadang radio.

Namun, Akihabara kini dikenal secara global sebagai pusat budaya pop Jepang, termasuk manga, anime, dan figurin, menarik wisatawan internasional. 

Transformasi kota ini didorong oleh teknologi kelas dunia, menjadikan Akihabara tetap relevan dan terhubung dengan perkembangan zaman. 

Baik elektronik, gim video, maupun figurin, semua tren didukung oleh inovasi dan keahlian lokal yang membuat Akihabara unik.

Melansir laman Akihabara Shinkekai, pada akhir 1990-an, toko-toko perangkat lunak untuk penggemar anime dan gim mulai menggantikan ritel elektronik yang stagnan. 

Otaku yang awalnya mencari suku cadang PC mulai memperluas minat mereka ke anime, gim, dan figurin. 

Untuk menjawab permintaan ini, banyak kafe pelayan dibuka, dan budaya otaku mulai merambah masyarakat luas.

Terutama setelah fenomena "Train Man" pada 2004 dari postingan di papan buletin 2channel. 

Periode ini menandai lahirnya istilah "Akiba-kei" dan mengokohkan posisi Akihabara sebagai pusat budaya pop Jepang.

Seiring ekspor manga, anime, dan budaya pop Jepang lainnya ke mancanegara, istilah "Akiba" semakin dikenal sebagai simbol “Jepang Keren.” 

Status Akihabara sebagai “tanah suci” bagi anak muda global semakin memperkuat ketenarannya, dan jumlah wisatawan internasional terus meningkat setiap tahunnya.

Tokyo menyimpan banyak lokasi yang menjadi jembatan antara dunia nyata dan dunia anime

Dari tangga sunyi di Yotsuya hingga jalan ramai di Akihabara, setiap tempat menawarkan pengalaman berbeda bagi para penggemar yang ingin merasakan dunia fiksi dari dekat. 

Melalui wisata bertema anime ini, pengunjung dapat mengenal sisi lain Tokyo sebuah kota yang terus berdenyut di antara tradisi dan imajinasi.

Sumber:

  • Shinjuku Convention & Visitors Bureau (https://www.kanko-shinjuku.jp.e.xm.hp.transer.com/spot/-/article_405.html)
  • Asakusa Nakamise Website (https://www.asakusa-nakamise.jp/e-history.html)
  • Akihabara Shinkekai  (https://akiba.or.jp/archives/history08/)
  • Tokyo Odaiba.net (https://www.tokyo-odaiba.net/en/genre/%E3%82%AC%E3%83%B3%E3%83%80%E3%83%A0%E3%83%99%E3%83%BC%E3%82%B9%E6%9D%B1%E4%BA%AC/) 

(PENULIS: KOMPAS.COM/PITRI NOVIYANTI)

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.