Untuk menjawab permintaan ini, banyak kafe pelayan dibuka, dan budaya otaku mulai merambah masyarakat luas.
Terutama setelah fenomena "Train Man" pada 2004 dari postingan di papan buletin 2channel.
Periode ini menandai lahirnya istilah "Akiba-kei" dan mengokohkan posisi Akihabara sebagai pusat budaya pop Jepang.
Seiring ekspor manga, anime, dan budaya pop Jepang lainnya ke mancanegara, istilah "Akiba" semakin dikenal sebagai simbol “Jepang Keren.”
Status Akihabara sebagai “tanah suci” bagi anak muda global semakin memperkuat ketenarannya, dan jumlah wisatawan internasional terus meningkat setiap tahunnya.
Tokyo menyimpan banyak lokasi yang menjadi jembatan antara dunia nyata dan dunia anime.
Dari tangga sunyi di Yotsuya hingga jalan ramai di Akihabara, setiap tempat menawarkan pengalaman berbeda bagi para penggemar yang ingin merasakan dunia fiksi dari dekat.
Melalui wisata bertema anime ini, pengunjung dapat mengenal sisi lain Tokyo sebuah kota yang terus berdenyut di antara tradisi dan imajinasi.
Sumber:
(PENULIS: KOMPAS.COM/PITRI NOVIYANTI)