Pada Desember tahun yang sama, toko-toko baru bergaya bata Barat dibangun, menandai lahirnya Nakamise modern.

Akihabara selalu menjadi laboratorium hidup bagi ide-ide baru yang mencerminkan semangat setiap zaman.
Kota ini terus berubah mengikuti kebutuhan era, meninggalkan jejaknya dalam ingatan setiap pengunjung.
Mulai dari radio, perangkat ham (radio amatir), televisi, peralatan rumah tangga, audio, mikrokomputer, PC, gim video, hingga konten video, banyak orang mengunjungi Akihabara berulang kali untuk mengikuti tren terbaru.
Awalnya berkembang sebagai distrik elektronik yang menjual suku cadang radio.
Namun, Akihabara kini dikenal secara global sebagai pusat budaya pop Jepang, termasuk manga, anime, dan figurin, menarik wisatawan internasional.
Transformasi kota ini didorong oleh teknologi kelas dunia, menjadikan Akihabara tetap relevan dan terhubung dengan perkembangan zaman.
Baik elektronik, gim video, maupun figurin, semua tren didukung oleh inovasi dan keahlian lokal yang membuat Akihabara unik.
Melansir laman Akihabara Shinkekai, pada akhir 1990-an, toko-toko perangkat lunak untuk penggemar anime dan gim mulai menggantikan ritel elektronik yang stagnan.
Otaku yang awalnya mencari suku cadang PC mulai memperluas minat mereka ke anime, gim, dan figurin.