Menurutnya, Jepang perlu berhati-hati dalam menerima orang dari latar belakang dan budaya yang sangat berbeda.
Namun, ia juga mengakui bahwa penurunan populasi Jepang menuntut adanya tenaga kerja asing.
“Asalkan direncanakan dengan baik, kita perlu memikirkan bagaimana cara terbaik untuk menerima mereka,” ujar Takaichi.
Partai Sanseito, yang kini semakin populer dengan retorika anti-imigrasi, menyebut imigrasi sebagai invasi diam-diam dan menuding pendatang sebagai sumber berbagai masalah sosial.
Pernyataan semacam ini menggambarkan meningkatnya populisme dalam lanskap politik Jepang.
Tugas utama Takaichi adalah memulihkan kepercayaan publik terhadap LDP yang telah kehilangan dukungan setelah puluhan tahun berkuasa hampir tanpa henti.
Di bawah pemerintahan sebelumnya, Perdana Menteri Shigeru Ishiba gagal mempertahankan mayoritas di kedua majelis parlemen akibat skandal dana politik dan lonjakan inflasi.
Sementara itu, Takaichi juga harus menjaga hubungan luar negeri Jepang.
Salah satu agenda pertamanya sebagai perdana menteri adalah menerima kunjungan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang dijadwalkan mampir ke Jepang pada akhir Oktober.
Ia menegaskan tidak akan membatalkan perjanjian dagang Tokyo–Washington yang masih menyisakan sejumlah pertanyaan.