Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Makanan

Sejarah Nasu to Ingen no Abura Miso, Masakan Jepang yang Mirip Hidangan Rumahan Indonesia

Kompas.com - 07/09/2025, 11:13 WIB

OHAYOJEPANG - Musim panas di Prefektur Tochigi identik dengan berbagai hidangan sederhana berbahan sayur kebun.

Salah satu yang paling dikenal adalah nasu to ingen no abura miso, masakan berbahan terong dan buncis hijau.

Tumis terong buncis ini bukan sekadar sajian rumahan, melainkan juga bagian dari tradisi masyarakat yang sudah berlangsung lama.

Dari acara musim panas bernama Tensai hingga perayaan Obon, masakan ini selalu hadir sebagai penanda kebersamaan sekaligus doa untuk panen yang melimpah.

Baca juga:

Tradisi Kuliner di Tochigi

Tradisi kuliner ini menyebar di Prefektur Tochigi, kecuali wilayah pegunungan di bagian barat laut.

Bahan pokoknya adalah terong (nasu) dan buncis hijau (ingen).

Terong dikenal sebagai sayuran khas musim panas hingga awal musim gugur.

Iklim pedalaman Tochigi yang panas di musim panas sangat cocok untuk budidaya terong.

Tidak hanya petani, keluarga dengan kebun kecil pun biasa menanamnya sehingga terong menjadi sayur yang akrab di meja makan.

Olahan terong di Tochigi sangat beragam, mulai dari nuka-zuke (acar dedak) hingga sup miso.

Namun, hidangan nasu to ingen no abura miso atau terong cincang tumis minyak dengan bumbu miso dan gula, menjadi sajian andalan musim panas.

Di Itado, Kota Utsunomiya, ada kebiasaan menyantap hidangan ini dalam sebuah acara musim panas yang disebut Tensai (天祭).

Di wilayah budidaya terong selain pegunungan barat laut, hidangan ini sering dimasak dalam keseharian keluarga.

Waktu Penyajian dan Kesempatan Khusus

Di Utsunomiya, hidangan ini biasanya dimasak dari awal Agustus hingga awal September.

Waktu tersebut bertepatan dengan menjelang panen padi.

Orang-orang, terutama para pria, memasak hidangan ini sambil memanjatkan doa untuk hasil panen yang selamat dan melimpah.

Saat perayaan Obon, nasu to ingen no abura miso juga kerap disajikan bersama hidangan rebusan campur atau nimono.

Hal ini menjadikan masakan sederhana tersebut bukan hanya makanan sehari-hari, tetapi juga bagian dari momen penting dalam kalender tradisi masyarakat.

Cara Memasak dan Menikmati

Cara memasaknya sederhana.

Terong dan buncis ditumis lebih dulu, kemudian diberi miso, gula, dan kaldu dashi.

Masakan dimasak hingga kuah menyusut dan bumbu melapisi sayuran dengan kilau gurih-manis.

Buncis kadang diganti dengan paprika atau shishitō (cabai Jepang kecil), sesuai selera keluarga.

Cita rasa gurih dan manis berpadu sehingga membuat hidangan ini terasa segar sekaligus menguatkan selera makan di musim panas.

Pelestarian Tradisi

Di Kota Utsunomiya, kelompok warga aktif melestarikan dan mewariskan kuliner daerah, termasuk nasu to ingen no abura miso.

Hidangan ini merangkum musim panas Tochigi dalam satu piring, dengan bahan kebun yang akrab, teknik memasak sederhana, dan rasa gurih-manis yang khas.

Dari kebiasaan keluarga di hari biasa hingga momen khusus seperti Tensai dan Obon, masakan ini menjadi medium doa atas panen sekaligus penanda kebersamaan di meja makan.

Upaya warga Utsunomiya melestarikan hidangan ini menunjukkan bahwa nilai kuliner tersebut bukan sekadar nostalgia, tetapi bagian hidup dari identitas daerah.

Selama terong masih ditanam dan miso tetap menjadi bumbu dasar dapur, tradisi rasa ini akan terus mengalir ke generasi berikutnya.

Disediakan oleh: Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries website (https://www.maff.go.jp/j/keikaku/syokubunka/k_ryouri/search_menu/menu/31_27_tochigi.html). 

Disusun oleh Karaksa Media Partner, berdasarkan "うちの郷土料理 次世代に伝えたい大切な味 栃木県 なすといんげんの油味噌(なすといんげんのあぶらみそ)" (Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries) (https://www.maff.go.jp/j/keikaku/syokubunka/k_ryouri/search_menu/menu/31_27_tochigi.html)

Penulis: Karaksa Media Partner (September 2025)

@ohayo_jepang Bahasa Jepang: kasual vs formal?🤔 Eitss ternyata, kedua bahasa ini punya daya tarik masing-maing loh!✨ Bahasa Jepang sehari-hari kasual ini, dapat membuat suasana santai dan akrab, sementara bahasa formal menunjukkan rasa hormat dan kesopanan. Mana yang lebih sering kamu pakai? Jawab dikomentar yah… Kreator Konten: Aqila Vitrasya Produser: Luthfi Kurniawan #ohayojepang #bahasajepang #tinggaldijepang ♬ suara asli - Ohayo Jepang
Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.