Harga Beras di Jepang Naik Hampir 100 Persen, Perdana Menteri Tertekan

Orang Jepang membeli beras cadangan yang mulai dijual di sebuah toko di Kota Sendai, Prefektur Miyagi pada 31 Mei 2025. AFP/JIJI PRESS

Harga beras di Jepang melonjak tajam hingga 99,2 persen pada Juni dibandingkan tahun sebelumnya seperti melansir kantor berita AFP (18/7/2025).

Data resmi yang dirilis Jumat lalu ini makin menambah beban bagi Perdana Menteri Shigeru Ishiba, yang sedang menghadapi ujian berat menjelang pemilu akhir pekan ini.

Sejak mulai menjabat tahun lalu, tingkat dukungan publik untuk Ishiba terus menurun, dan kini mencapai titik terendah.

Kekecewaan masyarakat bukan hanya karena biaya hidup yang semakin tinggi, tetapi juga karena serangkaian skandal yang mengguncang partai berkuasa.

Baca juga:

Kenaikan Harga Beras Membebani Masyarakat

Lonjakan harga beras sudah terasa selama beberapa bulan terakhir.

Pada Maret, harga beras tercatat naik 92,5 persen, lalu melonjak lagi 98,4 persen di April, dan mencapai puncaknya 101 persen di Mei.

Bagi banyak rumah tangga di Jepang, ini menjadi pukulan berat karena beras adalah kebutuhan pokok sehari-hari.

Sementara itu, inflasi inti Jepang sedikit melambat menjadi 3,3 persen pada Juni, turun dari 3,7 persen di Mei, menurut data dari Kementerian Dalam Negeri.

Angka ini bahkan sedikit di bawah prediksi pasar sebesar 3,4 persen.

Jika harga energi dan bahan makanan segar juga dikeluarkan dari perhitungan, kenaikan harga konsumen mencapai 3,4 persen, naik tipis dari bulan sebelumnya.

Halaman Berikutnya

Halaman:

Kompas.com Play

Lihat Semua
Expand player
Komentar
Dapatkan hadiah utama Smartphone dan Voucher Belanja setiap minggunya, dengan berkomentar di bawah ini! #JernihBerkomentar *Baca Syarat & Ketentuan di sini!
Tulis komentar Anda...
Lihat komentar tentang artikel ini di Bagian Komentar!