Keduanya juga akan menemani Bessent mengunjungi World Expo di Osaka pada Sabtu, menurut keterangan pemerintah.
Di sisi lain, Bank of Japan sudah mulai mengetatkan kebijakan moneter sejak tahun lalu. Namun sekarang, bank sentral itu harus lebih berhati-hati.
Mereka khawatir dampak tarif AS akan menghantam perekonomian Jepang, yang merupakan ekonomi terbesar keempat di dunia.
Naiknya harga beras sendiri bukan semata soal inflasi global. Panas ekstrem dan kekeringan dua tahun lalu telah merusak panen secara nasional.
Beberapa pedagang sengaja menimbun beras untuk menaikkan harga. Kondisi ini makin buruk karena tahun lalu muncul gelombang panic buying.
Saat itu, pemerintah sempat mengeluarkan peringatan soal potensi 'megaquake' yang akhirnya tidak terjadi.
Sejak Februari, pemerintah bahkan sudah melepas cadangan darurat yang biasanya hanya dikeluarkan saat terjadi bencana besar.
Menurut analis Moody’s Analytics, Stefan Angrick, ada beberapa faktor yang membuat tekanan harga tetap tinggi dalam waktu dekat.
Faktor itu antara lain kebijakan yang tidak konsisten, lambatnya penyesuaian harga produsen ke konsumen, dan pelemahan yen.
Ia memprediksi, Bank of Japan kemungkinan baru akan menaikkan suku bunga pada Januari mendatang atau mungkin bahkan lebih cepat, pada Desember tahun ini.
View this post on Instagram