OHAYOJEPANG - Matcha dan green tea sering dianggap sama, padahal keduanya memiliki karakter yang sangat berbeda.
Perbedaan proses, rasa, hingga kualitas nutrisi membuat matcha dan green tea menghadirkan pengalaman minum teh yang tak bisa disamakan.
Tea sommelier dan matcha educator, Ratna Somantri, bersama peneliti sekaligus dosen di Institut Pertanian Bogor (IPB), Dase Hunaefi, menjelaskan sepuluh perbedaan yang menunjukkan bahwa keduanya bukanlah dua hal yang bisa disamakan.
Baca Juga:
Daun yang digunakan untuk matcha berasal dari tencha, yakni daun teh yang sengaja di-shading (peneduhan) selama dua hingga tiga minggu sebelum dipanen.
Proses peneduhan ini meningkatkan kadar theanine sekaligus memperkuat warna hijau dan rasa umaminya.
Sementara green tea seperti sencha ditanam tanpa shading, sehingga warnanya lebih cerah dan rasanya cenderung segar serta ringan.
Setelah dipanen, tencha untuk matcha tidak mengalami penggulungan sama sekali.
Daun hanya dikukus, diangin-anginkan, lalu dikeringkan sebelum digiling menjadi bubuk halus.
Pada green tea seperti sencha, daunnya justru digulung untuk membentuk struktur daun dan mengeluarkan sari alaminya, sehingga rasa dan aromanya berkembang dengan cara yang berbeda.
Dalam pembuatan tencha untuk matcha, hanya helai daun yang digunakan tulang dan batang daun dibuang agar hasilnya lebih halus dan rasanya lebih lembut.