Meski demikian, risiko kecelakaan tetap tinggi sehingga pengemudi tetap harus waspada.
Sementara itu, mahasiswa S3 di Hokkaido University, Rafiq Arsyad mengalami hal serupa.
Ia mengingat betapa sulitnya beradaptasi saat pertama kali menghadapi suhu ekstrem.
“Pernah saya berjalan ke kampus dalam kondisi angin kencang dan salju deras. Sekujur tubuh rasanya kaya membeku,” ujar Rafiq saat diwawancarai oleh Ohayo Jepang, Kamis (13/11/2025).
Ia juga menambahkan bahwa udara dingin membuat tubuh cepat lelah, sehingga menjaga pola makan dan tidur menjadi hal penting agar tetap kuat menghadapi musim dingin.
Keduanya sepakat bahwa adaptasi fisik hanyalah satu sisi dari tantangan musim dingin.
Persiapan mental juga sama pentingnya.
“Kalau tidak siap secara mental, mudah sekali merasa tertekan karena hari gelap terus dan udara sangat dingin,” tambah Rafiq.
Menurut Dedy, salah satu rutinitas khas warga Hokkaido saat musim dingin adalah menyekop salju yang menumpuk di depan rumah.
Jika tidak dibersihkan, jalanan tidak bisa dilewati.