OHAYOJEPANG - Menginap di ryokan bukan hanya soal mencari tempat beristirahat, tetapi tentang merasakan kehidupan dan tradisi Jepang secara langsung.
Ryokan adalah penginapan tradisional Jepang yang menawarkan pengalaman budaya yang khas.
Tamu dapat tinggal di kamar berlantai tatami (tikar jerami), mengenakan yukata (jubah santai) setelah berendam di onsen atau pemandian air panas, serta tidur di futon yang digelar langsung di atas tatami.
Banyak wisatawan merasa pengalaman ini menjadi jendela untuk memahami cara hidup orang Jepang yang sederhana, disiplin, dan menghargai keseimbangan dengan alam.
Karena kuatnya nilai budaya di dalamnya, tak heran jika tamu asing sering kali merasa kagum atau bahkan bingung menghadapi berbagai tata cara yang berlaku di sana.
Namun justru dari hal-hal itulah pesona ryokan muncul menikmati suasana baru, mencoba cita rasa lokal, dan merasakan kebebasan dari rutinitas sehari-hari.
Melansir laman Ryokan, masyarakat Jepang memiliki pepatah “Go ni itte wa go ni shitagae” yang bermakna “Ketika berada di desa, ikutilah kebiasaan penduduknya.”
Prinsip ini berperan sebagai pedoman tidak tertulis bagi tamu ryokan untuk menghargai tradisi setempat dan merasakan pengalaman layaknya masyarakat Jepang.
Staf ryokan pun dikenal ramah dan penuh perhatian, selalu berusaha memastikan tamu merasa nyaman tanpa kehilangan nuansa tradisional yang menjadi ciri khas penginapan ini.
Baca Juga:
● Mengenal Ryokan, Penginapan dengan Fasilitas dan Gaya Tradisional Jepang
● Etika Menginap di Ryokan, Penginapan Tradisional Jepang
Melansir Hakone Japan, ryokan telah menjadi bagian penting dari budaya Jepang sejak zaman Edo (1603–1868).
Pada masa itu, penginapan ini dibangun untuk menjadi tempat beristirahat bagi para wisatawan yang menempuh perjalanan jauh di jalur-jalur utama yang menghubungkan berbagai wilayah Jepang.
Seiring waktu, ryokan tidak lagi sekadar berfungsi sebagai tempat singgah bagi para wisatawan.
Penginapan ini berkembang menjadi ruang yang mencerminkan nilai-nilai tradisional masyarakat Jepang, mulai dari arsitektur dan tata ruang hingga cara menyambut tamu.
Pada awal abad ke-20, penginapan ini mulai menarik perhatian kalangan seniman dan penulis yang mencari ketenangan serta inspirasi dari suasana Jepang yang alami dan damai.
Kini, ryokan tetap menjadi simbol warisan budaya yang hidup, menawarkan pengalaman yang memadukan keindahan tradisi, sejarah panjang, dan keramahan khas Jepang.
Menginap di ryokan bukan sekadar menikmati fasilitas penginapan, melainkan merasakan cara hidup yang telah diwariskan selama berabad-abad dan masih dijaga hingga hari ini.
Desain bangunan ryokan mencerminkan arsitektur tradisional Jepang yang menekankan kesederhanaan dan harmoni.

Kamar tamu berlantai tatami, dilengkapi meja rendah, dan tempat tidur futon yang digelar saat malam.
Sebelum masuk kamar, tamu diharuskan melepas sepatu sebagai bentuk penghormatan terhadap ruang pribadi dan kebersihan.
Selain kamar, daya tarik utama ryokan adalah onsen, pemandian air panas alami yang biasanya tersedia di dalam atau luar ruangan.
Setelah berendam, tamu akan menikmati hidangan kaiseki, sajian tradisional multi-menu yang menampilkan bahan-bahan lokal dan disajikan langsung di kamar.
Kini, banyak ryokan yang menyesuaikan diri dengan kebutuhan masa kini seperti menyediakan Wi-Fi dan AC, namun sebagian besar tetap mempertahankan suasana tradisional dan nilai-nilai budaya yang menjadi identitasnya.
Di sinilah keseimbangan antara masa lalu dan masa kini terasa hidup modernitas hadir tanpa menghapus warisan leluhur.

Melansir Kimi Ryokan, bagi wisatawan asing, menginap di ryokan bukan sekadar mencari kenyamanan, melainkan kesempatan untuk memahami cara hidup masyarakat Jepang sebelum pengaruh Barat masuk.
Dahulu, ryokan banyak ditemukan di kota besar seperti Tokyo, namun seiring berjalannya waktu jumlahnya menurun dan kini lebih banyak bertahan di daerah seperti Kyoto.
Meski semakin jarang, ryokan tetap menjadi simbol kehangatan, kesederhanaan, dan keramahan yang merepresentasikan jiwa budaya Jepang.
Menginap di ryokan berarti menyelami masa lalu yang masih hidup hingga kini.
Ini bukan sekadar tempat bermalam, tetapi pengalaman budaya yang memungkinkan kita merasakan inti kehidupan Jepang secara langsung.
Sumber :
● Ryokan (https://www.ryokan.or.jp/past/english/what/index.html)
● Hakone Japan (https://hakone-japan.com/plan-your-trip/stories/experience/what-is-ryokan/)
● Kimi Ryokan (https://www.kimi-ryokan.jp/en/post/dark-and-beautiful-the-magic-of-acai)
(PENULIS: KOMPAS.COM/PITRI NOVIYANTI)