Sebelum masuk kamar, tamu diharuskan melepas sepatu sebagai bentuk penghormatan terhadap ruang pribadi dan kebersihan.
Selain kamar, daya tarik utama ryokan adalah onsen, pemandian air panas alami yang biasanya tersedia di dalam atau luar ruangan.
Setelah berendam, tamu akan menikmati hidangan kaiseki, sajian tradisional multi-menu yang menampilkan bahan-bahan lokal dan disajikan langsung di kamar.
Kini, banyak ryokan yang menyesuaikan diri dengan kebutuhan masa kini seperti menyediakan Wi-Fi dan AC, namun sebagian besar tetap mempertahankan suasana tradisional dan nilai-nilai budaya yang menjadi identitasnya.
Di sinilah keseimbangan antara masa lalu dan masa kini terasa hidup modernitas hadir tanpa menghapus warisan leluhur.

Melansir Kimi Ryokan, bagi wisatawan asing, menginap di ryokan bukan sekadar mencari kenyamanan, melainkan kesempatan untuk memahami cara hidup masyarakat Jepang sebelum pengaruh Barat masuk.
Dahulu, ryokan banyak ditemukan di kota besar seperti Tokyo, namun seiring berjalannya waktu jumlahnya menurun dan kini lebih banyak bertahan di daerah seperti Kyoto.
Meski semakin jarang, ryokan tetap menjadi simbol kehangatan, kesederhanaan, dan keramahan yang merepresentasikan jiwa budaya Jepang.
Menginap di ryokan berarti menyelami masa lalu yang masih hidup hingga kini.
Ini bukan sekadar tempat bermalam, tetapi pengalaman budaya yang memungkinkan kita merasakan inti kehidupan Jepang secara langsung.