Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Worklife

Cara Kerja Jadi Kaigo atau Perawat Lansia di Jepang Lewat Program SSW

Kompas.com - 10/11/2025, 10:08 WIB

OHAYOJEPANG - Banyak orang Indonesia bermimpi memiliki karier stabil di luar negeri, dan Jepang menjadi salah satu tujuan yang menjanjikan.

Negara ini dikenal berkat sistem kerja yang teratur, lingkungan aman, serta penghargaan tinggi terhadap profesi caregiving.

Salah satu jalur paling diminati ialah SSW Kaigo Jepang, program resmi pemerintah Jepang bagi tenaga kerja asing terampil di bidang caregiving.

Peserta wajib lulus ujian keterampilan perawatan dan tes bahasa Jepang yang diselenggarakan di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Program ini membuka peluang besar bagi warga Indonesia yang ingin mengembangkan karier melalui jalur resmi dan terukur.

Baca juga:

Kebutuhan Tenaga Care Worker di Jepang Terus Meningkat

Jepang menghadapi penuaan penduduk yang meningkat cepat dari tahun ke tahun.

Data Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang (MHLW) menunjukkan sekitar 30 persen penduduk berusia di atas 65 tahun.

Kondisi ini memicu kekurangan tenaga kerja, terutama di bidang perawatan lansia dan disabilitas.

Pemerintah Jepang memperkenalkan sistem Specified Skilled Worker (SSW) pada 2019 sebagai langkah strategis menghadapi situasi ini.

Skema tersebut memberi kesempatan bagi warga negara asing yang memiliki keterampilan tertentu untuk bekerja di 16 sektor industri, termasuk Kaigo atau perawatan.

Indonesia menjadi mitra penting dalam kerja sama ini, melalui program SSW Kaigo Jepang sebagai jembatan penyaluran tenaga kerja terampil.

Proses rekrutmen dijalankan oleh BP2MI (Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia) bersama lembaga pengirim resmi yang bekerja sama dengan organisasi pengawas Jepang di bawah OTIT (Organization for Technical Intern Training).

Kerja sama antar lembaga ini memastikan peserta memperoleh pelatihan serta penempatan sesuai standar ketenagakerjaan Jepang.

Ujian dan Proses Pelaksanaan SSW Kaigo Jepang

Program SSW Kaigo Jepang memberi kesempatan bagi tenaga kerja asing untuk bekerja di panti jompo, rumah sakit, dan fasilitas kesejahteraan.

Peserta wajib menunjukkan dua kemampuan utama, yakni keterampilan caregiving dan kemampuan berbahasa Jepang.

Kedua aspek diuji melalui Tokutei Ginou Exam yang diselenggarakan di Jepang serta beberapa negara mitra, termasuk Indonesia.

Di Indonesia, ujian ini dikoordinasikan oleh lembaga dari kedua negara di bawah otorisasi resmi Kementerian Kehakiman serta Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang.

A. Penyelenggara

  • Japan Foundation (JFT-Basic Test) atau Japan Educational Exchanges and Services (JLPT): menyelenggarakan tes kemampuan bahasa Jepang.

  • Japan Care Worker Skills Evaluation Center (JACFA): mengawasi pelaksanaan ujian keterampilan perawatan.

  • BP2MI: membantu pendaftaran peserta, memberikan bimbingan, dan mengatur pelatihan pra-keberangkatan.

B. Komponen Ujian

1. Nursing Care Skills Evaluation Test (Kaigo Gino Shiken)

Ujian berbasis komputer ini menilai kemampuan praktis dalam melakukan tugas caregiving, seperti kebersihan diri, dukungan mobilitas, penyediaan nutrisi, dan penanganan keadaan darurat.

Soal disajikan dalam bahasa Jepang menggunakan visual serta audio untuk menilai pemahaman peserta terhadap standar perawatan Jepang.

2. Tes Bahasa Jepang (JFT-Basic atau JLPT N4)

Tes ini mengukur kemampuan memahami percakapan sehari-hari, instruksi kerja, dan komunikasi di tempat kerja.

JFT-Basic kini lebih banyak digunakan karena dirancang khusus untuk konteks komunikasi pekerjaan.

Peserta harus lulus kedua ujian agar memenuhi syarat pengajuan visa SSW Kaigo Jepang.

Jadwal, Lokasi, dan Persyaratan Peserta

Ujian SSW Kaigo diadakan beberapa kali setiap tahun di berbagai kota besar Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, dan Medan.

Jadwal resmi diumumkan melalui situs BP2MI, Japan Foundation Jakarta, serta JACFA Jepang.

Peserta wajib memenuhi beberapa syarat utama seperti usia minimal 18 tahun, pendidikan SMA atau SMK sederajat, dan lulus tes keterampilan serta bahasa Jepang.

Kondisi fisik dan mental juga harus baik, serta tidak memiliki catatan kriminal.

Latar belakang pendidikan di bidang kesehatan bukan keharusan, tetapi menjadi nilai tambah bagi lulusan SMK Kesehatan atau Akademi Keperawatan.

Sejumlah lembaga vokasi di Indonesia kini bekerja sama dengan mitra Jepang dalam pelatihan gabungan antara teknik caregiving dan komunikasi bahasa Jepang dasar.

Arti Penting Ujian SSW Kaigo bagi Pekerja Indonesia

Ujian Tokutei Ginou memiliki dua fungsi utama bagi peserta Indonesia.

Pertama, menjamin penerima layanan di Jepang memperoleh perawatan profesional sesuai standar nasional.

Kedua, melindungi pekerja asing agar memiliki keterampilan dan kemampuan bahasa yang memadai.

Bagi Jepang, ujian ini menjaga kualitas layanan caregiving di seluruh fasilitas.

Bagi peserta Indonesia, ujian menjadi bentuk pengakuan profesional sekaligus tiket menuju pekerjaan legal di luar negeri.

Nilai budaya Jepang juga tercermin dalam proses pelatihan dan ujian.

Empati, ketepatan waktu, serta kerja sama tim menjadi prinsip penting yang dipelajari sejak tahap persiapan keberangkatan.

Langkah Menuju Karier Care Worker di Jepang

Peserta yang lulus ujian SSW Kaigo akan mengikuti Pelatihan Pra Penempatan yang diselenggarakan oleh BP2MI dan lembaga terakreditasi.

Materi pelatihan mencakup etika kerja Jepang, komunikasi di tempat kerja, serta pemahaman kegiatan harian di fasilitas perawatan.

Setelah pelatihan, peserta ditempatkan di lembaga perawatan bersertifikat di Jepang dengan kontrak resmi mencakup gaji, tempat tinggal, serta asuransi kesehatan.

Data pemerintah Jepang hingga akhir 2024 mencatat sekitar 44.000 pekerja asing di sektor perawatan di bawah kategori SSW (i).

Warga negara Indonesia termasuk kelompok terbesar dalam jumlah tersebut.

Peluang dan Tantangan di Masa Depan

Kebutuhan tenaga care worker di Jepang terus meningkat.

Kajian Japan Institute for Labour Policy and Training (JILPT) memperkirakan lebih dari 600.000 tenaga tambahan dibutuhkan pada tahun 2030.

Peluang besar ini diiringi tantangan seperti beban kerja fisik, penyesuaian budaya, serta hambatan komunikasi.

Kerja sama yang semakin erat antara Indonesia dan Jepang memberikan dukungan kuat bagi peserta program SSW Kaigo.

Peningkatan kualitas pelatihan dan pendampingan dari BP2MI memperbesar peluang keberhasilan jangka panjang bagi tenaga kerja Indonesia.

Program SSW Kaigo Jepang tidak hanya membuka lapangan kerja di bidang caregiving.

Program ini menjadi jembatan empati yang menghubungkan Indonesia dan Jepang melalui nilai kepedulian serta penghormatan terhadap manusia.

Pemahaman mendalam tentang ujian Tokutei Ginou membantu peserta mempersiapkan diri secara teknis maupun emosional.

Kerja sama dua negara ini mencerminkan komitmen untuk mencetak tenaga care worker profesional yang berempati tinggi serta berkompetensi global.

Sumber:

  • BP2MI – Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia: https://bp2mi.go.id
  • Japan Foundation (JFT-Basic Test): https://www.jpf.go.jp/j/
  • JACFA – Japan Care Worker Skills Evaluation Center: https://jacfa.or.jp/
  • Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang: https://www.mhlw.go.jp/english/database/db-hh/1-1.html 
  • Badan Layanan Imigrasi Jepang: https://www.moj.go.jp/isa/content/930004452.pdf?
  • Japan Institute for Labour Policy and Training (JILPT): https://www.jil.go.jp/
Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.