Musim gugur menandai masa transisi antara keduanya. Pada periode ini, ruang upacara teh beralih dari penggunaan perapian tinggi menuju perapian tanam di lantai.
Perubahan ini melambangkan pergantian suasana alam sekaligus perubahan suasana budaya yang lebih dalam seiring datangnya November.
Bulan November di Jepang bukan hanya tentang pemandangan dedaunan yang indah, tetapi juga tentang kesempatan memahami adat Jepang, kearifan lokal Jepang, dan budaya Jepang secara lebih mendalam.
Setiap tegukan teh, setiap sapuan kuas kaligrafi, dan setiap langkah di taman musim gugur menjadi bentuk penghormatan terhadap alam dan waktu.
Bagi siapa pun yang mau berhenti sejenak, menyeduh teh hangat, menulis satu karakter, atau sekadar menatap taman yang sunyi, November di Jepang bukan sekadar musim yang dilewati, melainkan musim yang dihayati sepenuh hati.
Sumber: