OHAYOJEPANG - Sebelum saya berangkat ke Jepang, kekhawatiran terbesar orangtua saya bukan soal cuaca atau bahasa.
Mereka justru khawatir soal makanan halal.
Bagi keluarga saya, makan halal bukan sekadar pilihan, melainkan bagian dari cara hidup.
Selama di Indonesia, kami tidak pernah kesulitan mencari makanan halal karena tersedia di mana-mana.
Namun, saat saya memberitahu bahwa akan pindah ke Jepang, pertanyaan pertama mereka langsung muncul, “Bagaimana nanti kamu menemukan makanan halal di sana?”
Saya memahami kekhawatiran itu sepenuhnya.
Bayangan saya saat itu, hampir semua makanan Jepang pasti mengandung babi atau bahan yang tidak halal.
Saya sempat membayangkan akan kesulitan makan, harus mencari restoran halal jauh-jauh, atau menempuh beberapa stasiun hanya untuk membeli ayam halal.
Dalam benak saya, butuh waktu bertahun-tahun sampai bisa makan dengan tenang di Jepang.
Baca juga:
Setelah beberapa waktu tinggal di Jepang, saya menyadari bahwa kekhawatiran itu tidak sepenuhnya benar.