Kemampuan berbahasa Jepang menjadi faktor yang sering kali menentukan apakah kandidat dapat diterima atau tersaring di tahap awal rekrutmen.
Ujian JLPT diselenggarakan bersama oleh dua lembaga resmi di Jepang, yaitu The Japan Foundation (Kokusai Kōryū Kikin) dan Japan Educational Exchanges and Services (JEES).
The Japan Foundation bertanggung jawab atas pertukaran budaya dan pendidikan internasional, sedangkan JEES mengelola pelaksanaan ujian di Jepang maupun di luar negeri.
Kedua lembaga ini memastikan pelaksanaan JLPT berjalan konsisten dan adil di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Ujian JLPT diadakan dua kali setahun, yaitu pada bulan Juli dan Desember, di beberapa kota besar seperti Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Medan.
Tes ini mengukur kemampuan membaca, mendengarkan, kosakata, serta tata bahasa yang mencerminkan kemampuan komunikasi praktis dalam kehidupan sehari-hari.
Terdapat lima tingkat kemampuan dalam JLPT, mulai dari N5 (pemula) hingga N1 (mahir). Huruf “N” berasal dari kata Nihongo yang berarti bahasa Jepang.
N5 merupakan tingkat dasar yang menguji pemahaman kosakata dan tata bahasa sederhana.
Peserta yang lulus N5 mampu menangani percakapan sehari-hari seperti sapaan, belanja, atau perkenalan diri.
Tingkat ini umumnya menjadi tahap awal bagi pelajar atau peserta magang teknis yang mempersiapkan diri untuk belajar atau bekerja di Jepang.