Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Budaya Lokal

Makna Daun Maple dan Tradisi Momijigari di Jepang

Kompas.com - 25/10/2025, 15:25 WIB

Makna simbolis ini sudah lama hidup dalam seni dan sastra Jepang. 

Dalam antologi puisi kuno Man’yōshū yang disusun sekitar tahun 759, pohon maple digambarkan sebagai lambang keindahan alam yang memancarkan ketenangan dan rasa syukur terhadap perubahan. 

Makna tersebut tetap hidup hingga ribuan tahun kemudian dan terus menginspirasi banyak seniman serta penyair Jepang. 

Salah satunya adalah Katsushika Hokusai yang melukiskan daun maple merah yang terapung di Sungai Tatsuta dalam karya ukiyo-e miliknya.

Pohon Maple di Roseville, Minnesota.
Pohon Maple di Roseville, Minnesota.

Momijigari: Tradisi Mengagumi Keindahan Daun Maple

Salah satu tradisi tertua dan paling khas dari musim gugur di Jepang adalah momijigari, yang berarti berburu daun maple. 

Tradisi ini sudah ada sejak periode Edo (1603–1868).

Seiring waktu, kegiatan ini menjadi kebiasaan nasional yang dinantikan oleh masyarakat Jepang setiap tahunnya.

Pada masa kini, momijigari tetap menjadi cara masyarakat Jepang menikmati musim gugur. 

Biasanya, pemandangan paling indah dapat dinikmati dari pertengahan September hingga awal Desember, tergantung wilayahnya. 

Di Hokkaido, perubahan warna daun dimulai lebih awal, sekitar pertengahan September, sementara di Tokyo dan Kyoto biasanya mencapai puncaknya pada akhir November.

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.