Tindakan tidak pantas di area suci, seperti bermesraan, menendang rusa di Nara, atau menggoyang pohon sakura.
Melakukan hal tersebut diianggap tidak menghormati nilai sejarah dan spiritual tempat tersebut.
Meskipun wisatawan mungkin tidak familiar dengan etika kunjungan kuil, menggunakan akal sehat dan menjaga perilaku sopan sudah cukup untuk menunjukkan rasa hormat terhadap budaya dan tradisi setempat.

Kursi prioritas di kereta Jepang diperuntukkan bagi lansia, penyandang disabilitas, ibu hamil, dan penumpang dengan anak kecil.
Secara teknis, siapa pun boleh duduk di sana, tetapi secara sosial, lebih baik mengosongkannya jika tidak benar-benar membutuhkan.
Situasinya rumit karena kondisi fisik seseorang tidak selalu terlihat, sehingga baik meminta maupun menawarkan kursi bisa menjadi canggung.
Karena itu, banyak orang Jepang berpendapat bahwa kursi prioritas sebaiknya dibiarkan kosong bagi mereka yang mungkin memerlukannya.
Wisatawan diharapkan peka terhadap norma ini agar tidak dianggap kurang sopan.
Menjelajahi tempat baru memang menyenangkan, tetapi di Jepang penting untuk menghormati batas akses.
Wisatawan sebaiknya tidak memasuki area terlarang, seperti memanjat atap atau masuk ke lokasi konstruksi tanpa izin, karena hal itu dianggap melanggar hukum dan tidak sopan.