
Di Jepang, kereta dan stasiun dianggap ruang publik yang harus dijaga ketertibannya, bukan tempat untuk bersantai seperti di rumah sendiri.
Wisatawan diimbau tidak melepas sepatu, menaruh kaki di kursi, makan, atau berbicara keras di dalam kereta.
Tindakan seperti itu dianggap tidak sopan dan membuat orang lokal merasa terganggu.
Prinsip utamanya adalah menghormati ruang bersama dan menjaga diri agar tidak menonjol secara negatif.
Etika juga berlaku di stasiun kereta, yang sering padat dan memiliki sistem alur pejalan kaki yang diatur dengan tanda panah.
Wisatawan sebaiknya mengikuti arah jalur yang ditentukan dan tidak berhenti tiba-tiba di tengah jalur.
Jika perlu berhenti untuk membaca peta atau berdiskusi, lakukan di sisi jalan atau area yang tidak menghalangi arus orang.
Intinya, kesadaran terhadap orang lain dan kelancaran pergerakan bersama menjadi kunci etiket transportasi di Jepang.
Hindari berhenti secara mendadak di tengah toko, trotoar, atau jalan setapak.
Hal ini juga berlaku untuk berdiri di trotoar, di depan pintu masuk (seperti konbini), dan orang-orang yang memarkir go-kart mereka di zebra cross.