OHAYOJEPANG - Musim gugur di Jepang ditandai dengan suhu menurun dan warna dedaunan menjadi oranye atau kemerahan.
Inilah waktu yang tepat untuk berjalan-jalan santai, berpiknik, atau sekadar menikmati udara sejuk khas musim gugur.
Melansir Go Tokyo dan Tokyo Weekender, berikut 20 tempat terbaik di Jepang untuk menikmati suasana musim gugur.
Baca juga:
Terletak di kawasan Bunkyo, Rikugien Gardens dikenal sebagai salah satu taman paling indah di Tokyo.
Dikelilingi pohon maple dan zelkova yang berubah warna di musim gugur, taman ini memberikan suasana klasik yang seolah membawa pengunjung ke masa feodal Jepang.
Dibangun oleh Yoshiyasu Yanagisawa atas perintah shogun kelima Tsunayoshi Tokugawa, taman ini menggambarkan 88 pemandangan dari enam puisi klasik Tiongkok.
Kini, hanya 32 titik yang masih tersisa.
Saat musim gugur dan semi, taman ini buka hingga malam hari, lengkap dengan iluminasi pepohonan yang menakjubkan.
Koishikawa Korakuen merupakan salah satu taman tertua di Tokyo yang selesai dibangun pada 1669.
Taman ini dibuat oleh klan Mito Tokugawa dengan bantuan sarjana Tiongkok Shu Shunsui.
Di dalamnya terdapat miniatur perbukitan, kolam, dan bebatuan yang menggambarkan pemandangan Jepang dan Tiongkok.
Jalur setapak di sekitar kolam menawarkan sudut pandang berbeda setiap beberapa langkah.
Musim gugur adalah waktu terbaik untuk melihat daun-daun maple berwarna cerah, meskipun taman ini juga menarik sepanjang tahun.
Lokasinya strategis, hanya beberapa menit berjalan kaki dari Stasiun Iidabashi.
Taman ini menjadi surga tenang di tengah hiruk pikuk Tokyo Bay.
Hama-rikyu merupakan satu-satunya taman era Edo yang memadukan air laut dalam kolamnya.
Di tengah kolam utama terdapat rumah teh Nakajima yang tampak mengapung di atas air, tempat pengunjung bisa menikmati teh matcha sambil memandang pemandangan sekitar.
Warna daun di taman ini mencapai puncaknya pada akhir November hingga awal Desember.
Dahulu, Hama-rikyu adalah tempat peristirahatan para bangsawan dan keluarga kekaisaran sebelum dibuka untuk umum pada 1946.
Kompleks Meiji Jingu Gaien dikenal dengan fasilitas olahraganya yang beragam, mulai dari lapangan futsal, tenis, hingga gelanggang es yang buka sepanjang tahun.
Di sini juga terdapat Stadion Jingu, tempat berlangsungnya pertandingan baseball profesional yang penuh semangat khas Jepang.
Selain olahraga, pengunjung bisa mengunjungi Meiji Memorial Picture Gallery yang menampilkan seni dinding bertema kehidupan Kaisar Meiji.
Musim gugur menjadi waktu yang tepat untuk menikmati suasana hijau keemasan di area taman yang luas ini.
Yoyogi Park merupakan ruang publik yang paling hidup di Tokyo.
Bersebelahan dengan Kuil Meiji Jingu, taman ini menawarkan lapangan luas untuk olahraga dan rekreasi.
Tidak seperti taman bergaya tradisional, daya tarik Yoyogi terletak pada keberagaman pengunjungnya.
Mulai dari atlet, komunitas seni jalanan, hingga cosplayer, semua berbaur di sini.
Kini, taman ini menjadi tempat favorit warga untuk bersantai menikmati dedaunan musim gugur.
Berjarak sekitar 30 menit dari pusat Tokyo, Showa Kinen Park di Tachikawa merupakan taman nasional seluas 180 hektar.
Tempat ini ideal untuk keluarga dan pecinta alam.
Ada area bermain anak, jalur sepeda, taman bunga, hingga kegiatan seperti fotografi alam dan kebugaran luar ruangan.
Sebelum menjadi taman, kawasan ini pernah digunakan sebagai pangkalan militer Jepang dan kemudian Amerika Serikat.
Showa Kinen Park dibuka pada 1983 untuk memperingati 50 tahun masa pemerintahan Kaisar Hirohito.
Gunung Takao merupakan destinasi populer untuk hiking dan menikmati pemandangan musim gugur.
Hanya 50 menit dari Stasiun Shinjuku, gunung setinggi 599 meter ini menawarkan jalur pendakian yang mudah diakses.
Dari puncaknya, pada hari cerah, pengunjung bisa melihat Gunung Fuji yang bersalju.
Saat musim gugur, lereng Takao berubah menjadi hamparan warna merah, emas, dan ungu.
Setelah mendaki, pengunjung bisa bersantai di pemandian air panas Keio Takaosan Onsen Gokurakuyu atau mengunjungi Takao 599 Museum yang menampilkan keanekaragaman alam sekitar.
Lembah Akigawa menawarkan suasana tenang dan alami di pinggiran Tokyo.
Di sini, pengunjung bisa memancing, berkemah di tepi sungai, atau menikmati barbeku sambil dikelilingi warna daun musim gugur.
Nama “Akigawa” berarti “sungai musim gugur”, yang tampak sangat sesuai saat dedaunan berubah menjadi merah dan kuning keemasan.
Salah satu spot terbaik untuk melihat pemandangan ini adalah Jembatan Ishibunebashi.
Setelah beraktivitas, Anda bisa bersantai di pemandian Seoto-no-Yu Spa atau menjelajahi Gua Kapur Otake yang memiliki panjang 300 meter dan diakui sebagai Monumen Alam oleh Pemerintah Metropolitan Tokyo.
Danau Okutama adalah destinasi wisata alam yang mudah dijangkau dari pusat Tokyo.
Dikelilingi pegunungan, danau ini menawarkan pemandangan daun berubah warna yang memantul di permukaan air.
Danau ini terbentuk dari pembangunan Bendungan Ogouchi di Sungai Tama.
Setelah berjalan di sekitar danau, pengunjung dapat berendam di beberapa sumber air panas di kawasan ini.
Okutama menjadi tempat yang ideal untuk menikmati suasana tenang jauh dari keramaian kota.
Kuil Nezu-jinja dikenal karena keindahan jalur torii merahnya yang berbaris di antara pepohonan.
Terletak di kawasan Nezu, kuil ini mudah dijangkau dari Stasiun Nezu dan Todaimae.
Didirikan sekitar 1.900 tahun lalu oleh Yamato Takeru no Mikoto, kuil ini kemudian dibangun kembali pada 1706 atas perintah shogun kelima Tokugawa Tsunayoshi.
Bangunannya meniru gaya Kuil Tosho-gu di Nikko dan masih mempertahankan banyak struktur asli yang kini menjadi aset budaya penting.
Di musim gugur, suasana kuil semakin menawan berkat perpaduan warna daun dan arsitektur klasik Jepang.
Melansir Jozankei Tourist Association Official Website, Jozankei merupakan bagian dari Taman Nasional Shikotsu-Toya yang terletak di Kota Sapporo.
Taman nasional ini dikenal dengan bentang alam vulkaniknya yang unik, hasil dari aktivitas gunung berapi selama ribuan tahun.
Di tengah wilayah tersebut terdapat Jozankei, kawasan pemandian air panas yang sangat populer di Hokkaido.
Letaknya berada di sepanjang Sungai Toyohira, sekitar 26 kilometer di selatan pusat Kota Sapporo, atau sekitar satu jam perjalanan dengan mobil.
Daerah ini dikelilingi perbukitan dan pegunungan seperti Gunung Muine, Gunung Soranuma, dan Gunung Sapporo yang ditumbuhi berbagai tanaman alpin.
Melansir IWATE Official Travel Guide, gunung ini terletak di tengah-tengah Pegunungan Ura-Iwate, yakni jajaran pegunungan yang membentang dari Gunung Iwate hingga Hachimantai.
Nama gunung ini berasal dari bentuk puncaknya dari kejauhan terlihat seperti memiliki tiga puncak yang menonjol dari segala arah.
Gunung ini memiliki ketinggian 1.466 meter.
Jalur pendakian Amihari Route, yang berawal dari Amihari Onsen dan melewati Rawa Mitsuishi menuju puncak, tergolong mudah dan cocok untuk pendaki umum.
Tsutanuma merupakan yang paling terkenal di antara “Tujuh Rawa” Tsuta Onsen, yaitu deretan danau tenang yang tersebar di tengah hutan pohon beech.
Saat hari cerah tanpa angin, permukaan airnya memantulkan warna-warni dedaunan di sekitarnya, menciptakan panorama yang menyerupai lukisan alami.
Pengunjung yang ingin datang pada pagi hari di musim puncak, biasanya dari pertengahan hingga akhir Oktober, wajib melakukan pemesanan terlebih dahulu untuk menjaga kenyamanan dan kelestarian kawasan ini.
Melansir laman Visit Gunma, gunung Tanigawa dengan ketinggian 1.977 meter terletak di perbatasan antara Prefektur Gunma dan Niigata.
Gunung berbatu ini terkenal sebagai destinasi pendakian kelas dunia musim panas hingga gugur (Juli–November) dan berubah menjadi surga bagi para pencinta ski saat musim dingin tiba.
Di kaki sisi timurnya terdapat Jurang Ichinokurasawa, salah satu titik terbaik untuk menikmati pemandangan lereng berbatu dan hutan lebat di sekitar Gunung Tanigawa.
Dari sini, pengunjung bisa naik kereta gantung Tanigawadake Joch selama sekitar 15 menit menuju Stasiun Tenjindaira di ketinggian 1.319 meter.
Dari stasiun ini, terbentang panorama luas pegunungan yang sangat indah, terutama pada pertengahan Oktober ketika warna dedaunan berubah menjadi merah dan kuning.
Melansir laman Visit Ibaraki Guide, air terjun Fukuroda merupakan salah satu dari tiga air terjun terbesar di Jepang, dan pesonanya langsung terasa begitu pengunjung tiba di lokasi.
Air terjun ini memiliki empat tingkat aliran air yang jatuh melewati tebing batu, sehingga mendapat julukan Yodo no Taki yang berarti empat air terjun.
Musim gugur menjadi waktu paling populer karena dedaunan berwarna merah dan kuning membingkai air terjun dengan latar pegunungan yang menakjubkan.
Kawasan sekitar air terjun juga menawarkan jalur pendakian ringan yang cocok bagi pendaki pemula untuk menikmati panorama pegunungan di utara Prefektur Ibaraki.
Bagi yang lebih suka bersantai, di sekitar dasar air terjun terdapat restoran mi soba, toko suvenir, serta kedai yang menjual pai apel khas daerah Fukuroda, kudapan yang patut dicoba sebelum pulang.
Melansir Nagano Prefecture Official Tourism Site, Senjojiki Cirque atau dikenal sebagai “kaar”, merupakan lembah curam yang terbentuk akibat erosi gletser sekitar 20.000 tahun yang lalu
Bentuknya seperti amfiteater alami, dengan dinding-dinding batu menjulang dan hamparan padang rumput di tengahnya.
Pada akhir September hingga Oktober, lerengnya berubah menjadi karpet alami berwarna merah, oranye, dan kuning berkat daun pohon ash gunung yang bermekaran warna.
Pemandangan ini menjadikan Senjojiki Cirque salah satu tempat terbaik untuk menikmati musim gugur di Jepang bagian tengah.
Melansir laman Official Travel Guide Yamanashi, Danau Kawaguchiko, salah satu dari Lima Danau Fuji, adalah gerbang utama menuju kawasan yang mengelilingi Gunung Fuji.
Dengan luas sekitar 14,6 kilometer persegi, danau ini menempati posisi terbesar kedua di antara kelimanya.
Area di sekitar Kawaguchiko dikenal dengan fasilitas pariwisatanya yang lengkap.
Pengunjung bisa menemukan deretan hotel tepi danau, onsen (pemandian air panas), tempat windsurfing, perkemahan, hingga perahu wisata yang mengelilingi danau.
Keindahan Danau Kawaguchiko berubah seiring musim.
Pada musim gugur, danau ini menampilkan dedaunan merah-oranye yang memantul di permukaan air.
Selain panorama alam, kawasan ini juga menawarkan berbagai atraksi budaya dan hiburan, seperti taman hiburan Fuji-Q Highland, Kawaguchiko Music Forest Museum, dan Museum Seni Itchiku Kubota.
Melansir Official Site for Tourism Aichi, Korankei Gorge di Prefektur Aichi terkenal sebagai salah satu tempat terbaik untuk menikmati daun musim gugur di Jepang.
Sekitar 4.000 pohon maple di sepanjang Sungai Tomoe menampilkan pemandangan merah dan emas yang memukau.
Terutama selama Festival Maple Korankei pada 1–30 November, ketika pepohonan diterangi hingga malam hari.
Selain musim gugur, Korankei juga indah pada musim semi, saat lereng Gunung Iimori dipenuhi bunga dogtooth violet berwarna ungu muda.
Keindahannya yang berubah setiap musim menjadikan Korankei simbol harmoni antara alam dan waktu.
Melansir laman Shirakawa-go Tourist Association, Desa Shirakawago Gassho-zukuri, memiliki lebih dari 100 bangunan Gassho-zukuri berukuran besar dan kecil.
Desa ini dikenal sebagai desa yang di mana penduduknya hidup dan mempertahankan cara hidup tradisional.
Selain itu, terdapat banyak tempat tersembunyi dan objek wisata di sekitarnya.
Keindahan alam yang menakjubkan yang wajib dikunjungi adalah Hirase Onsen.
Melansir Minoh Falls.com, air Terjun Minoh (juga dikenal sebagai Mino atau Minoo) adalah daya tarik alam utama di Taman Minoh, kawasan pegunungan hijau di utara Kota Osaka.
Air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 33 meter dan lebar 5 meter, dengan aliran air yang jatuh langsung di depan pengunjung menawarkan pemandangan yang menenangkan sekaligus megah.
Air Terjun Minoh indah untuk dikunjungi sepanjang tahun, tetapi puncak keindahannya datang pada akhir musim gugur.
Yaitu saat daun-daun maple berubah warna menjadi merah menyala, menciptakan pemandangan klasik khas Jepang yang memikat siapa pun yang datang.
Sumber:
(PENULIS: KOMPAS.COM/PITRI NOVIYANTI)