Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Budaya Lokal

Boneka di Jepang Tak Dibuang Begitu Saja, Ada Upacara Pemakaman Khusus

Kompas.com - 22/10/2025, 15:36 WIB

OHAYOJEPANG - Setiap tahun, ribuan boneka dari seluruh Jepang dikumpulkan di Kota Yao, Prefektur Osaka.

Boneka itu bukan untuk dijual atau dipajang, melainkan untuk diucapkan selamat tinggal dengan penuh penghormatan.

Melansir PR Times (14/10/2025), tradisi ini dikenal sebagai Ningyo Kuyou-sai atau Festival Pemakaman Boneka.

Pemakaman ini diselenggarakan oleh perusahaan pemakaman Hakkouden yang telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Yao selama puluhan tahun.

Hakkouden akan menggelar upacara ini di cabang Hakkouden Minami-Uematsu pada 26 Oktober 2025, menandai pelaksanaan yang ke-21 sejak tradisi ini dimulai.

Tahun lalu saja, sekitar 50.000 boneka dikumpulkan dari berbagai penjuru Jepang untuk dimakamkan secara simbolis melalui upacara penuh doa dan rasa terima kasih.

Pemandangan ribuan boneka berjejer di altar dengan rapi, dari boneka tradisional hingga modern, menciptakan suasana haru yang jarang ditemui di tempat lain.

Bagi sebagian orang luar, upacara ini mungkin terdengar aneh.

Namun, bagi banyak orang Jepang, ini adalah cara paling lembut untuk mengucapkan terima kasih pada sesuatu yang telah menemani hidup mereka begitu lama.

Baca juga:

Dalam ritual pemakaman boneka di Osaka, setiap boneka dihadirkan dengan doa sebagai wujud rasa syukur dan penghormatan terakhir.
Dalam ritual pemakaman boneka di Osaka, setiap boneka dihadirkan dengan doa sebagai wujud rasa syukur dan penghormatan terakhir.

Berawal dari Suara Warga

Festival pemakaman boneka ini lahir dari keinginan sederhana warga sekitar.

Ada yang bertanya, “Boneka ini sudah menemani saya sejak kecil, bagaimana saya harus melepaskannya?”

Ada pula yang mengaku tidak tega membuang boneka ke tempat sampah, karena merasa seolah membuang kenangan.

Hakkouden lalu mendengarkan suara itu dan memutuskan untuk menghadirkan wadah spiritual bagi masyarakat, tempat mereka bisa berpisah dengan boneka secara layak dan penuh makna.

Perlahan, ritual ini tumbuh menjadi tradisi yang dinanti, hingga akhirnya dikenal luas dengan sebutan “jika berbicara tentang pemakaman boneka, pasti Hakkouden” di kalangan warga Yao.

Kini, bukan hanya warga Osaka, melainkan juga masyarakat dari luar prefektur datang untuk mengikuti upacara yang dianggap membawa ketenangan hati ini.

Setiap tahun, aula tempat upacara diadakan dipenuhi boneka dalam berbagai bentuk dan ukuran, berdiri diam seolah turut menghadiri momen terakhir mereka sendiri.

Upacara pemakaman boneka oleh Jinguji Kannoin.
Upacara pemakaman boneka oleh Jinguji Kannoin.

Boneka dalam Budaya Jepang

Dalam pandangan budaya Jepang, boneka bukan sekadar benda hias.

Boneka dipercaya memiliki jiwa karena telah menyimpan kenangan, doa, dan perasaan orang yang memilikinya.

Filosofi itu yang membuat masyarakat Jepang memberi perlakuan khusus pada boneka, bahkan saat tak lagi digunakan.

Hakkouden memegang teguh nilai ini dan berkomitmen untuk meneruskannya ke generasi berikutnya.

Setiap tahun, lebih dari 2.000 orang mempercayakan boneka mereka untuk dimakamkan melalui prosesi resmi yang dipimpin oleh para biksu dari Kuil Shingon-shu Jinguuji Kanouin.

Upacara dilakukan dengan penuh khidmat oleh dua hingga empat biksu, diiringi doa dan persembahan yang menenangkan suasana.

Ritual ini bukan hanya simbol spiritualitas, tetapi juga bentuk penghargaan terhadap nilai kasih dan kenangan yang melekat pada setiap boneka.

Di altar upacara, warga menyalakan dupa sebagai simbol perpisahan dan rasa terima kasih pada boneka.
Di altar upacara, warga menyalakan dupa sebagai simbol perpisahan dan rasa terima kasih pada boneka.

Terima Pernak-pernik Boneka

Seiring meningkatnya jumlah boneka setiap tahun, Hakkouden terus memperluas pelayanannya.

Perusahaan ini bahkan bersedia menerima kotak kaca, panggung hina-dan, dan pernak-pernik boneka yang umumnya ditolak di tempat lain.

Demi memudahkan masyarakat, mereka kini membuka layanan pengiriman via pos, sehingga orang dari seluruh Jepang bisa mengirimkan boneka mereka untuk disertakan dalam ritual pemakaman.

Langkah ini memperlihatkan bagaimana tradisi dapat beradaptasi dengan zaman tanpa kehilangan makna aslinya.

Mulai tahun ini, sebagian kecil biaya upacara dibebankan kepada peserta agar Hakkouden dapat tetap menjaga kesakralan setiap prosesi.

Menariknya, semua donasi dan sebagian biaya upacara disumbangkan kembali ke Pemerintah Kota Yao, termasuk untuk Dana Sakura Yao demi kemaslahatan warga.

Ritual serupa juga digelar di cabang Hakkouden di Shijonawate, Kadoma, Matsubara.

Tahun ini untuk pertama kalinya di Higashi-Osaka, memperluas semangat syukur dan kebersamaan ke berbagai wilayah.

Sumber:

  • PR Times https://prtimes.jp/main/html/rd/p/000000004.000146988.html
Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.