Salah satu cosplayer asal Tiongkok dikabarkan batal datang karena terkendala proses administrasi dan regulasi imigrasi.
“Mungkin ada beberapa larangan atau restriksi dari negara asalnya yang tidak bisa kami penuhi dari pihak panitia,” ujar Fatir.
Ia juga berharap komunitas cosplay di Indonesia terus berkembang dan semakin percaya diri.
“Cosplayer lokal itu banyak yang berbakat, kita ingin mereka makin berani tampil dan bisa bersaing dengan cosplayer internasional,” tambahnya.
Menjelang sore, suasana GBK masih ramai.
Musik dari panggung utama masih terdengar, dan para cosplayer tetap melayani pengunjung yang ingin berfoto.
Sebagai pengalaman pertama, Cosplay Mega Expo 2025 memberi saya gambaran langsung tentang bagaimana komunitas ini tumbuh dan beradaptasi.
Bukan hanya soal kostum atau karakter, tapi tentang semangat orang-orang yang ingin mengekspresikan diri lewat hal yang mereka sukai.
Di tengah keramaian itu, saya akhirnya mengerti cosplay bukan sekadar hobi, tapi ruang untuk merasa diterima dan bersenang-senang bersama.
(PENULIS: KOMPAS.COM/PITRI NOVIYANTI)