Data terbaru menunjukkan peran JLPT kian penting. Pada 2024, tercatat 1,72 juta peserta di seluruh dunia mengikuti ujian ini, angka tertinggi sepanjang sejarah penyelenggaraannya.
JLPT memiliki lima level resmi, dan masing-masing berkaitan dengan peluang kerja nyata di Jepang.
JLPT N5 menunjukkan kemampuan percakapan dasar, berguna bagi program pertukaran budaya tetapi belum cukup bagi pekerjaan penuh waktu.
JLPT N4 menjadi syarat minimum jalur SSW (i), biasanya diterima di sektor pabrik atau perhotelan yang menyediakan dukungan bahasa di tempat kerja.
JLPT N3 menandakan kemampuan menengah, membuka peluang ke program Tokutei Ginou dan dianggap cukup bagi kehidupan serta pekerjaan mandiri di Jepang.
JLPT N2 menunjukkan kemampuan kerja lanjutan, sering dibutuhkan dalam posisi perkantoran atau bidang perawatan lansia yang menuntut ketelitian bahasa.
JLPT N1 menggambarkan kefasihan mendekati penutur asli, umumnya diperlukan bagi posisi manajerial atau bidang yang melibatkan dokumen hukum dan administrasi kompleks.
Banyak orang Indonesia memulai perjalanan belajar bahasa Jepang dari tingkatan N5 atau N4 sebelum naik ke level lebih tinggi sesuai target karier.
Program visa SSW atau Tokutei Ginou diperkenalkan pada 2019 sebagai solusi atas kekurangan tenaga kerja di Jepang.
Pada Oktober 2024, jumlah pekerja asing di Jepang mencapai 2,3 juta orang. Negara tersebut masih berpotensi mengalami kekurangan hampir satu juta tenaga kerja pada 2040 apabila tren saat ini berlanjut.