Ujian ini menjadi syarat resmi untuk memperoleh visa kerja Jepang.
Pemerintah Jepang mewajibkan bukti kemampuan bahasa Jepang bagi peserta program Specified Skilled Worker.
JFT Basic termasuk salah satu tes yang diakui secara resmi.
Selain itu, JFT Basic memastikan kesiapan komunikasi di lingkungan kerja Jepang.
Dalam budaya kerja yang detail dan efisien, instruksi sering disampaikan secara lisan maupun tertulis.
Pekerja yang lulus JFT Basic dianggap mampu memahami arahan dasar tanpa bergantung pada penerjemah.
Ujian ini juga lebih relevan bagi pekerja migran dibandingkan JLPT.
Jika JLPT lebih digunakan untuk keperluan akademik, JFT Basic fokus pada komunikasi sehari-hari dan situasi kerja, seperti memahami perintah, menjawab telepon, atau membaca jadwal kerja.
Menurut data Japan Foundation, tingkat kelulusan peserta asal Indonesia tergolong moderat, tidak terlalu rendah tetapi juga belum maksimal.
Pada Februari hingga Maret 2025, tercatat 17.771 peserta mengikuti ujian dan 10.413 di antaranya berhasil lulus atau sekitar 58,6 persen.