Data dari pemerintah kota Sapporo di Hokkaido mencatat 71 penampakan beruang coklat selama September, lima kali lebih banyak dibanding periode yang sama tahun lalu.
Angka itu menjadi yang tertinggi dalam satu dekade terakhir.
“Beruang semakin dekat dengan manusia, mendatangi area tempat tinggal. Yang menakutkan adalah ketika mereka mulai menyerang,” kata Ryoji Suzuki (76), ketua asosiasi pemburu di Otsuki, Prefektur Yamanashi.
Para ahli menjelaskan bahwa meningkatnya populasi beruang di area permukiman dipicu oleh menyusutnya komunitas pedesaan dan lahan pertanian yang terbengkalai.
Dulu, lahan tersebut menjadi pembatas alami antara hutan dan pemukiman warga.
Lahan yang tidak lagi digarap membuat wilayah gelap dan sepi pada malam hari, memungkinkan beruang masuk mencari makanan tanpa gangguan.
Faktor perubahan iklim juga diyakini memengaruhi ketersediaan pangan di alam liar, sehingga mendorong beruang bergerak lebih dekat ke pemukiman manusia.
Di sisi lain, jumlah pemburu yang bisa menanggulangi situasi ini terus menurun karena faktor usia.
Pada 1976, Jepang memiliki sekitar 500.000 orang pemegang lisensi berburu tingkat pertama yang diakui Kementerian Lingkungan Hidup.
Namun, sejak 2012 jumlahnya menurun drastis menjadi kurang dari 100.000 orang.