Tes ini menilai kemampuan komunikasi praktis seperti membaca instruksi kerja, memahami percakapan singkat, dan menulis catatan sederhana.
Ujian keterampilan memiliki format berbeda di setiap sektor.
Tes bidang perawatan (kaigo) berfokus pada kemampuan dasar merawat pasien, ujian pertanian menilai keterampilan mengelola lahan, sedangkan industri makanan menitikberatkan pada pemahaman kebersihan dan standar keamanan pangan.
Berdasarkan laporan resmi dan pengamatan komunitas pekerja migran Indonesia, terdapat beberapa tantangan yang kerap dihadapi peserta ujian SSW.
Hambatan terbesar terletak pada kemampuan bahasa Jepang.
Meskipun level yang diminta tergolong dasar, banyak peserta kesulitan memahami soal listening yang cepat dan kosakata kerja yang teknis.
Data resmi mencatat tingkat kelulusan peserta Indonesia pada ujian JFT-Basic periode Februari-Maret 2025 mencapai sekitar 58 persen.
Selain itu, ujian keterampilan juga bergantung pada pemahaman istilah teknis dalam bahasa Jepang.
Instruksi disampaikan sepenuhnya dalam bahasa Jepang, sehingga peserta yang kurang menguasai kosakata industri sering gagal meski tugas praktiknya sederhana.
Banyak calon pekerja Indonesia juga perlu mengikuti ujian lebih dari satu kali sebelum akhirnya lulus, meski tidak ada data resmi yang menyebut jumlah percobaan setiap peserta.