OHAYOJEPANG - Sanae Takaichi, politikus konservatif berusia 64 tahun, kini berada di ambang sejarah setelah memenangkan pemilihan ketua Partai Demokrat Liberal (LDP).
Kemenangannya dalam upaya ketiga ini menempatkannya sebagai kandidat kuat untuk menjadi perdana menteri perempuan pertama dalam sejarah Jepang.
Melansir Kyodo News (4/10/2025), perjalanan panjangnya di dunia politik menunjukkan ketekunan dan disiplin yang selama ini menjadi ciri khas dirinya.
Baca juga:
Takaichi berasal dari Prefektur Nara di Jepang bagian barat, wilayah yang dikenal dengan kekayaan sejarah dan budaya klasiknya.
Ia dikenal sebagai sosok berhaluan konservatif yang tegas, dengan pandangan keamanan nasional yang sejalan dengan mendiang mantan Perdana Menteri Shinzo Abe.
Sikap politiknya yang keras terlihat dari pandangan nasionalis dan dukungannya terhadap kebijakan pertahanan yang kuat.
Takaichi juga rutin berziarah ke Kuil Yasukuni di Tokyo, tempat yang sering menimbulkan kontroversi karena dikaitkan dengan masa lalu militerisme Jepang.
Kunjungan tersebut kerap dikritik oleh negara-negara tetangga, terutama Tiongkok dan Korea Selatan, yang menilai tindakan itu sebagai bentuk glorifikasi sejarah perang Jepang.
Meski begitu, Takaichi tetap mempertahankan pendiriannya dan menilai ziarah tersebut sebagai bentuk penghormatan kepada para korban perang.
Sebelum terjun ke dunia politik, Takaichi pernah berkarier sebagai presenter televisi.
Ia pertama kali terpilih sebagai anggota parlemen pada tahun 1993 dan sejak itu menunjukkan ketahanan politik yang jarang dimiliki politisi perempuan di Jepang.
Dalam kampanye terbarunya untuk menggantikan Shigeru Ishiba, Takaichi menunjukkan sisi humanis dan spontanitasnya.
Ia sempat membacakan puisi kuno di hadapan para pendukung, menampilkan kemampuan komunikasi yang unik dan personal.
Gaya kampanyenya yang ekspresif membuat banyak orang melihatnya sebagai sosok yang berani tampil berbeda dari politisi konservatif pada umumnya.
Takaichi juga memiliki basis pendukung yang kuat di dunia maya, terutama di kalangan netizen yang aktif di platform daring Jepang.
Dalam kampanye, ia sempat menyinggung isu populer di internet, termasuk rumor tentang turis asing yang menendang rusa di Nara Park—sebuah simbol lokal dari kampung halamannya.
Takaichi kerap disebut sebagai 'Iron Lady' Jepang karena kekagumannya pada mendiang Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher.
Seperti idolanya, ia dikenal berkarakter keras, rasional, dan memiliki dedikasi tinggi terhadap tanggung jawab publik.
Selain itu, sisi pribadinya juga menarik perhatian publik.
Takaichi adalah penggemar musik heavy metal dan tim bisbol Hanshin Tigers, yang menambah warna unik dalam kepribadian politiknya.
Perpaduan antara ketegasan politik dan kepribadian yang berani membuatnya menjadi figur menonjol di tengah citra politik Jepang yang cenderung formal.
Kini, setelah tiga kali mencoba peruntungan di pemilihan ketua LDP, ia akhirnya berhasil membuka jalan menuju jabatan tertinggi di pemerintahan Jepang.
Jika disetujui oleh parlemen, Sanae Takaichi akan menorehkan sejarah sebagai perdana menteri perempuan pertama di Negeri Sakura.
© Kyodo News