Penggemar makanan cepat saji sering membandingkan versi tsukimi burger tiap tahun, mulai dari rasa saus, tekstur telur, hingga kelembutan rotinya.
Restoran juga terus berinovasi dengan menghadirkan varian baru seperti tsukimi burger rasa sukiyaki atau versi tiga lapis daging.
Menu sarapan seperti Tsukimi McMuffin pun ikut meramaikan tren ini.
Fenomena ini menunjukkan bagaimana masyarakat Jepang mampu mengubah tradisi menjadi bagian dari kebiasaan modern.
Ketika McDonald’s Jepang pertama kali meminta pendapat publik mengenai bahan utama burger musiman ini, telur menjadi pilihan terbanyak.
Sejak itu, telur mata sapi dengan kuning telur yang menyerupai bulan purnama selalu menjadi bagian utama dari tsukimi burger.
Di balik kesederhanaannya, tsukimi burger menyimpan makna simbolis yang kuat.
Kuning telur yang bulat melambangkan bulan purnama dan menggambarkan keindahan perubahan musim.
Waktu penyajiannya di bulan September berhubungan dengan rasa syukur atas hasil panen.
Menikmati burger ini berarti ikut merayakan budaya bulan purnama Jepang dengan cara yang ringan dan modern.
Perpaduan antara elemen tradisional seperti simbol bulan dan bahan musiman dengan gaya makanan Barat menjadikan tsukimi burger contoh nyata perpaduan tradisi dan inovasi.
Sebagai burger musiman Jepang yang hadir setiap September, makanan ini menjadi penanda datangnya musim gugur.
Menikmati tsukimi burger sambil melihat langit malam menjadi cara sederhana untuk merayakan keindahan alam dan rasa syukur yang diwariskan sejak zaman dulu.