Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Budaya Lokal

Saat Jepang Jatuh Cinta pada Buku, Tradisi Membaca Saat Musim Gugur

Kompas.com - 05/10/2025, 13:05 WIB

OHAYOJEPANG - Dokusho no aki menjadi salah satu tradisi khas Jepang yang muncul setiap kali musim gugur tiba.

Istilah ini secara harfiah berarti 'musim gugur untuk membaca' dan mencerminkan cara masyarakat Jepang menikmati perubahan musim dengan kegiatan yang tenang dan bermakna.

Saat udara lembap musim panas berganti dengan angin sejuk dan malam yang lebih panjang, Jepang memasuki waktu reflektif yang memadukan alam, budaya, dan kebiasaan membaca.

Musim gugur tidak hanya tentang daun yang berubah warna, tetapi juga tentang suasana yang mendorong orang untuk berdiam sejenak, membuka buku, dan tenggelam dalam cerita.

Baca juga:

Apa Itu Dokusho no Aki?

Ungkapan dokusho no aki (読書の秋) sudah lama menjadi bagian dari budaya Jepang.

Masyarakat meyakini bahwa musim gugur adalah waktu terbaik untuk kegiatan intelektual, terutama membaca.

Dalam budaya Jepang, istilah ini termasuk dalam kelompok ungkapan “—no aki” yang menggambarkan cara menikmati musim gugur dengan berbagai kegiatan, seperti shokuyoku no aki (musim nafsu makan) dan geijutsu no aki (musim seni).

Musim ini dianggap sebagai masa untuk melambat, merenung, dan menikmati hal-hal kecil yang menenangkan pikiran.

Setelah musim panas yang terik, suhu yang mulai menurun membuat banyak orang merasa lebih nyaman untuk membaca di rumah.

Para penulis dan kritikus budaya di Jepang juga sering menyebut perubahan suasana ini sebagai peralihan dari “keringat ke sweter,” yaitu saat tubuh dan pikiran menemukan ritme baru yang lebih tenang.

Karena itulah dokusho no aki bukan sekadar kebiasaan membaca, tetapi juga bentuk penghargaan terhadap keseimbangan antara alam dan batin.

Mengapa Musim Gugur Cocok untuk Membaca?

Ada beberapa alasan mengapa musim gugur di Jepang terasa begitu cocok untuk membaca.

Suhu yang lebih sejuk dan malam yang lebih panjang menciptakan suasana nyaman di dalam rumah.

Cahaya sore yang lembut membuat waktu membaca terasa lebih hangat dan damai.

Selain itu, musim gugur juga menjadi masa aktif dalam dunia pendidikan.

Sekolah-sekolah di Jepang biasanya mengadakan Dokusho Shūkan atau Minggu Membaca, yang berlangsung dari 27 Oktober hingga 9 November.

Pada periode ini, berbagai kegiatan literasi digelar di sekolah, perpustakaan, dan toko buku untuk menumbuhkan kecintaan membaca di kalangan siswa.

Bagi banyak orang dewasa, membaca di musim gugur juga menjadi bentuk relaksasi setelah kesibukan musim panas.

Suara dedaunan yang berguguran, udara yang jernih, dan ketenangan malam memberi ruang bagi pikiran untuk beristirahat dan berimajinasi.

Dokusho no Aki dalam Budaya Jepang

Masyarakat Jepang memiliki cara unik untuk mengaitkan musim gugur dengan berbagai bentuk aktivitas.

Selain dokusho no aki, dikenal juga istilah seperti shokuyoku no aki (musim nafsu makan), geijutsu no aki (musim seni), dan supōtsu no aki (musim olahraga).

Setiap ungkapan tersebut menunjukkan cara orang Jepang memberi makna pada perubahan musim melalui kegiatan yang menumbuhkan keseimbangan hidup.

Musim gugur bukan sekadar pergantian cuaca, tetapi kesempatan untuk memperkaya diri, baik melalui makanan, seni, maupun pengetahuan.

Menariknya, kebiasaan membaca di musim ini juga diformalkan dalam kalender budaya Jepang.

Setiap tanggal 27 Oktober diperingati sebagai Dokusho no Hi atau Hari Membaca Nasional, yang kemudian diikuti dengan Dokusho Shūkan di awal November.

Perpustakaan, toko buku, dan klub literasi di seluruh negeri mengadakan acara bertema membaca untuk merayakan semangat literasi di musim yang tenang ini.

Musim gugur disebut sebagai musim membaca di Jepang karena dokusho no aki menggambarkan keselarasan antara alam, budaya, dan kebiasaan manusia.

Udara yang sejuk, malam yang panjang, dan suasana tenang menjadikan September hingga November waktu ideal untuk menikmati buku.

Tradisi ini tidak hanya mengajak orang untuk membaca, tetapi juga untuk menghargai waktu, memperlambat langkah, dan menikmati ketenangan.

Bahkan bagi yang belum pernah mendengar istilah dokusho no aki, rasa ingin membaca di tengah kesejukan musim gugur adalah hal yang universal.

Musim ini menjadi pengingat lembut bahwa membaca bukan hanya kegiatan intelektual, melainkan juga bentuk perenungan yang memberi kedamaian.

Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.