OHAYOJEPANG - Dokusho no aki menjadi salah satu tradisi khas Jepang yang muncul setiap kali musim gugur tiba.
Istilah ini secara harfiah berarti 'musim gugur untuk membaca' dan mencerminkan cara masyarakat Jepang menikmati perubahan musim dengan kegiatan yang tenang dan bermakna.
Saat udara lembap musim panas berganti dengan angin sejuk dan malam yang lebih panjang, Jepang memasuki waktu reflektif yang memadukan alam, budaya, dan kebiasaan membaca.
Musim gugur tidak hanya tentang daun yang berubah warna, tetapi juga tentang suasana yang mendorong orang untuk berdiam sejenak, membuka buku, dan tenggelam dalam cerita.
Baca juga:
Ungkapan dokusho no aki (読書の秋) sudah lama menjadi bagian dari budaya Jepang.
Masyarakat meyakini bahwa musim gugur adalah waktu terbaik untuk kegiatan intelektual, terutama membaca.
Dalam budaya Jepang, istilah ini termasuk dalam kelompok ungkapan “—no aki” yang menggambarkan cara menikmati musim gugur dengan berbagai kegiatan, seperti shokuyoku no aki (musim nafsu makan) dan geijutsu no aki (musim seni).
Musim ini dianggap sebagai masa untuk melambat, merenung, dan menikmati hal-hal kecil yang menenangkan pikiran.
Setelah musim panas yang terik, suhu yang mulai menurun membuat banyak orang merasa lebih nyaman untuk membaca di rumah.
Para penulis dan kritikus budaya di Jepang juga sering menyebut perubahan suasana ini sebagai peralihan dari “keringat ke sweter,” yaitu saat tubuh dan pikiran menemukan ritme baru yang lebih tenang.