Sementara ガーン… (gān) digunakan untuk menunjukkan rasa terkejut atau kecewa, misalnya saat melihat nilai ujian yang buruk.
Ada juga ゴゴゴ… (gogogo) yang sering dipakai untuk menggambarkan suasana tegang atau getaran tanah.
Bentuk lainnya seperti バサッ (basa’) untuk suara kertas jatuh, ザッ (za’) untuk langkah tegas, ガタッ (gata’) untuk bunyi gesekan kursi, dan バキッ (baki’) untuk suara benda patah.
Kata-kata ini mungkin tampak sederhana, tetapi perannya sangat besar dalam memperkuat pengalaman membaca manga.
Onomatope Jepang bekerja efektif karena mengikuti pola bunyi yang khas.
Beberapa di antaranya berbentuk pengulangan seperti pika-pika (berkilau) atau doki-doki (detak jantung).
Ada juga bentuk yang diakhiri konsonan hentian seperti don (ドン) atau sa (サッ) untuk memberi kesan kuat dan cepat.
Pola bunyi semacam ini membuat kata lebih mudah dibaca dan diingat.
Selain itu, tulisan dalam katakana cenderung terlihat “keras” dan cocok untuk adegan penuh aksi, sedangkan hiragana memberi nuansa lembut.
Jadi, ketika melihat tulisan besar ゴゴゴ… di panel manga, pembaca bisa langsung menangkap rasa tegang yang sedang dibangun.