OHAYOJEPANG - Seorang pengusaha asal Indonesia, Mokhamad Taufik Hidayat, memutuskan tinggal di Jepang dan membuka toko halal sejak 2016.
Hingga kini, toko halal tersebut masih beroperasi dan menjadi langkah awal sebelum Taufik memutuskan untuk mengembangkan usaha toko halalnya menjadi layanan keliling.
Membuka usaha toko halal keliling di Jepang ternyata tidak sesulit yang dibayangkan.
Hal ini dialami langsung oleh Taufik, yang telah menjalankan usaha halal di Negeri Sakura sejak pandemi Covid-19.
Baca juga:
Awalnya, Taufik hanya menggunakan mobil biasa untuk mengantarkan pesanan pelanggan.
Namun, seiring meningkatnya permintaan, ia merasa perlu memiliki mobil khusus yang bisa berfungsi sebagai toko keliling.
Langkah pertamanya adalah berkonsultasi dengan Hokenjo, Pusat Kesehatan Masyarakat di Jepang.
“Kalau hanya untuk delivery, izinnya cukup pakai izin toko, beda dengan mobil yang memproduksi makanan,” ucap Taufik saat diwawancarai Ohayo Jepang melalui Whatsapp pada Kamis (2/10/2025).
Menurut penjelasan Hokenjo, persyaratan izin akan berbeda jika mobil digunakan untuk memasak atau memproduksi makanan.
Dalam kasus tersebut, standar yang harus dipenuhi lebih ketat, mulai dari adanya tempat cuci tangan, sanitasi, hingga pengelolaan sampah.
Namun, karena mobil Taufik hanya digunakan untuk membawa bahan makanan halal, persyaratan yang dibutuhkan relatif lebih sederhana.
Ia hanya perlu melengkapi mobil dengan fasilitas penyimpanan yang memadai, seperti pendingin untuk daging dan frozen food.
Setelah mendapat arahan, Taufik mengurus nomor plat kendaraan ke kepolisian.
Proses ini, menurutnya, memakan waktu sekitar satu bulan dan yang mengejutkan, semuanya tidak dipungut biaya.
“Kurang lebih prosesnya satu bulan, dan semuanya gratis,” ungkapnya.
Pengalaman ini membuat Taufik sadar bahwa banyak orang salah kaprah tentang birokrasi di Jepang.
Banyak yang menganggap perizinan di sana rumit, padahal instansi justru terbuka terhadap usaha kecil.
Hokenjo, misalnya, selalu siap memberikan bimbingan agar pengusaha bisa mematuhi aturan.
Selain itu, Jepang juga sangat menekankan keteraturan dalam hal perpajakan.
Selama pengusaha taat aturan, mereka tidak akan dipersulit.
Menurut Taufik, hal ini menjadi bukti bahwa usaha halal dapat berkembang dengan dukungan penuh pemerintah.
“Yang penting di Jepang ini taat aturan, instansi akan welcome sekali,” ujarnya.
Kini, toko halal keliling miliknya semakin berkembang dan mendapat sambutan positif dari komunitas muslim di Jepang.
Bagi Taufik, pengalaman ini menjadi contoh nyata bahwa membuka usaha halal di Jepang bisa dilakukan dengan lebih mudah daripada yang dibayangkan banyak orang, asalkan konsisten mengikuti regulasi yang berlaku.
(PENULIS: KOMPAS.COM/PITRI NOVIYANTI)