OHAYOJEPANG - Tari Lengger Banyumas kini mendapat tempat istimewa di hati masyarakat Jepang.
Bukan sekadar tontonan budaya, tarian tradisional asal Banyumas ini diterima dengan antusias sebagai sarana penyembuhan diri atau healing.
Maestro Lengger Banyumas, Rianto, menyebut sambutan masyarakat Tokyo terhadap tarian ini luar biasa.
Melansir Antara News (30/9/2025), ia melihat langsung bagaimana pertunjukan Lengger membuat penonton meneteskan air mata hingga timbul keinginan untuk belajar.
Rianto menuturkan, irama khas dalam Lengger menghadirkan ruang refleksi bagi masyarakat Jepang yang hidup dalam mobilitas tinggi.
"Sebagai healing mereka, karena mobilitas di Jepang kan sangat tinggi sekali. Orang stress-nya juga banyak. Orang melihat itu sampai nangis sampai kepingin belajar," katanya.
Kondisi tersebut membuat kebutuhan terhadap medium penyalur emosi dan ketenangan semakin besar.
Dengan tarian ini, ia berharap ada kontribusi nyata bagi masyarakat Jepang, termasuk membantu menurunkan angka bunuh diri.
Baca juga:
Melalui sanggar tari yang dikelola bersama sang istri, seorang warga Jepang, Rianto mengembangkan kegiatan belajar tari dan musik Jawa di Tokyo.
Sanggar tersebut diberi nama Dewandaru Dance Company.
Di sana, tidak hanya warga Jepang yang belajar, tetapi juga pekerja asal Indonesia yang bermukim di Tokyo.
Jumlah peserta sanggar terus bertambah dari sekitar 25 orang menjadi sekitar 100 orang.
Dari total itu, sekitar 85 persen merupakan warga Jepang, sedangkan sisanya pekerja Indonesia.
Rianto tidak menarik biaya apapun untuk pekerja Indonesia.
Berbeda dengan warga Jepang yang dikenakan iuran sebagai bentuk dukungan terhadap keberlangsungan kegiatan.
Selain mengajar di Jepang, Rianto aktif melestarikan tari Lengger di tanah kelahirannya.
Pada 2–3 Mei 2025, ia menggelar acara menari selama 24 jam di Banyumas bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional.
Festival ini menjadi simbol konsistensi pelestarian budaya Lengger.
Kegiatan lain yang digagasnya adalah Lengger Bicara dengan melibatkan 10.000 penari.
Ia juga menampilkan pertunjukan Lengger Satria Suwarna Banyumas pada 22 Juni 2025.
Dari rangkaian kegiatan ini, kemudian muncul penetapan Hari Lengger Sedunia yang bertepatan dengan ritual kesuburan para petani.
Rianto pun sudah menyiapkan agenda mendatang di Jepang.
Pada 20-27 November 2025, ia akan membawakan pertunjukan Lengger Lanang bersama para penari Indonesia di festival musik internasional di Tokyo.
Pertunjukan itu juga akan menghadirkan alat musik tradisional Banyumas, yakni calung, untuk memperkaya pengalaman seni masyarakat Jepang.
@ohayo_jepang Bahasa Jepang: kasual vs formal?🤔 Eitss ternyata, kedua bahasa ini punya daya tarik masing-maing loh!✨ Bahasa Jepang sehari-hari kasual ini, dapat membuat suasana santai dan akrab, sementara bahasa formal menunjukkan rasa hormat dan kesopanan. Mana yang lebih sering kamu pakai? Jawab dikomentar yah… Kreator Konten: Aqila Vitrasya Produser: Luthfi Kurniawan #ohayojepang #bahasajepang #tinggaldijepang ♬ suara asli - Ohayo Jepang