Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Place Introduction

Kisah Museum Ramah Tunanetra di Morioka Jepang, Sentuhan Jadi Cara Belajar Baru

Kompas.com - 25/09/2025, 13:05 WIB

OHAYOJEPANG - Kota Morioka di timur laut Jepang punya sebuah museum kecil yang berbeda dari biasanya.

Pengunjung justru diperbolehkan menyentuh koleksi yang dipamerkan, sesuatu yang biasanya dilarang.

Melansir Kyodo News (24/9/2025), tempat ini sering dikunjungi penyandang disabilitas netra dari berbagai daerah di Jepang.

Mereka diajak menjelajahi koleksi dengan sentuhan, sehingga imajinasi berubah menjadi pengalaman nyata.

Direktur museum, Wakana Kawamata, ingin menciptakan ruang di mana pengunjung tunanetra selalu menemukan hal baru setiap kali datang.

Baca juga:

Sentuhan Jadi Bagian dari Belajar

Ruang pameran seluas 165 meter persegi ini berada di lantai dua rumah keluarga Kawamata.

Di dalamnya ada replika singa, hiu, hingga burung merak yang tampak begitu nyata.

Tidak seperti museum konvensional, Kawamata memilihkan koleksi sesuai minat tiap pengunjung.

Ia juga memberikan penjelasan langsung, membuat setiap kunjungan terasa lebih personal.

Museum ini hanya menerima kunjungan dengan reservasi, maksimal dua rombongan per hari.

Meski terbatas, jumlah pengunjung tetap mencapai sekitar 450 orang setiap tahun.

Pendekatan personal menjadi daya tarik tersendiri, mulai dari shuriken era Edo hingga replika bangunan warisan dunia.

Warisan Guru Tunanetra

Museum ini berdiri pada 1981 berkat Masataro Sakurai, seorang guru tunanetra sekolah khusus di Prefektur Iwate.

Ia ingin memenuhi keinginan untuk belajar bagi para penyandang tunanetra.

Sakurai mengumpulkan bahkan membuat sendiri spesimen koleksi dengan dana pribadi.

Jumlah koleksi kini mencapai sekitar 3.000 benda.

Museum sempat tutup pada 2010 saat kesehatan Sakurai menurun.

Saat itu Kawamata bekerja di Tokyo, tetapi setelah berkunjung ia merasa perlu melanjutkan misi tersebut.

Akhirnya pada 2011, ia mengambil alih dan membuka kembali museum di lokasi yang sekarang.

Ruang Dialog dan Pemahaman

Sebagian besar pengunjung saat ini berusia 60 hingga 80 tahun.

Dari percakapan, Kawamata menyadari banyak di antara mereka memiliki pengetahuan luas tetapi minim pengalaman langsung.

Seorang pengunjung terkejut setelah menyentuh berang-berang laut, karena selama ini mengira hewan itu ikan.

Ada juga yang menyangka ikan di supermarket menunjukkan wujud asli saat berenang.

Pengalaman semacam ini membuat Kawamata sadar bahwa banyak penyandang tunanetra menyimpan keraguan seumur hidup.

Untuk menjembatani hal itu, ia menata koleksi berdampingan seperti rakun di samping rubah, atau gajah di dekat jerapah.

Tujuannya agar pengunjung bisa membandingkan dan membentuk gambaran yang jelas lalu menceritakannya dengan kata mereka sendiri.

Kawamata juga selalu memulai kunjungan dengan menanyakan tingkat disabilitas.

Awalnya ia khawatir pertanyaan itu dianggap mengganggu, tetapi ternyata justru disambut baik.

Filosofi yang ia pegang sederhana, jangan berpura-pura mengerti, melainkan saling mendengarkan.

Dengan prinsip itu, museum kecil di lantai atas rumahnya terus bertahan, menghadirkan pengalaman belajar yang inklusif dan penuh makna.

© Kyodo News

@ohayo_jepang Kerja di Jepang? Jangan Asal Follow Sosmed Rekan Kerjamu! Di budaya kerja Jepang, kehidupan pribadi dan pekerjaan dipisah dengan sangat jelas. Follow-followan di Instagram atau Twitter sama atasan bisa dianggap kurang sopan, apalagi kalau gak izin dulu. 📌 Banyak orang Jepang merasa sosmed itu ruang pribadi, gak sembarangan dibagi kesiapapun. Jadi, tindakan yang biasanya normal aja di Indonesia, bisa bikin canggung atau bahkan dinilai tidak profesional di Jepang. 💡 Kalau kamu kerja di Jepang, lebih baik tahan dulu jari kamu buat follow-followan. Kecuali… rekan kerja kamu yang mulai duluan 😅 📖 Baca selengkapnya soal etika bersosmed di kantor Jepang, di artikel Ohayo Jepang, link di bio ya! Kreator Konten: Salma Aichi, Zahra Permata J Produser: Siti Annisa Penulis: Yuharrani Aisyah #OhayoJepang #KagetGakTuh #HidupdiJepang #KerjadiJepang #MagangdiJepang #BudayaJepang #LowonganKerjaJepang #jepang2025 ♬ suara asli - Ohayo Jepang
Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.