Meski terbatas, jumlah pengunjung tetap mencapai sekitar 450 orang setiap tahun.
Pendekatan personal menjadi daya tarik tersendiri, mulai dari shuriken era Edo hingga replika bangunan warisan dunia.
Museum ini berdiri pada 1981 berkat Masataro Sakurai, seorang guru tunanetra sekolah khusus di Prefektur Iwate.
Ia ingin memenuhi keinginan untuk belajar bagi para penyandang tunanetra.
Sakurai mengumpulkan bahkan membuat sendiri spesimen koleksi dengan dana pribadi.
Jumlah koleksi kini mencapai sekitar 3.000 benda.
Museum sempat tutup pada 2010 saat kesehatan Sakurai menurun.
Saat itu Kawamata bekerja di Tokyo, tetapi setelah berkunjung ia merasa perlu melanjutkan misi tersebut.
Akhirnya pada 2011, ia mengambil alih dan membuka kembali museum di lokasi yang sekarang.
Sebagian besar pengunjung saat ini berusia 60 hingga 80 tahun.