Gelombang panas berlanjut hingga Agustus sehingga banyak rumah tangga menggunakan AC lebih lama, termasuk semalaman.
Dampaknya juga terlihat pada sisi darurat karena Badan Manajemen Kebakaran dan Bencana Jepang mencatat 97.578 kasus transportasi ambulans akibat panas dari Mei hingga September 2024.
Otoritas secara jelas mendorong penggunaan AC yang tepat saat gelombang panas, artinya pemakaian listrik lebih tinggi kadang menjadi pilihan yang lebih aman.
Kebiasaan di musim panas biasanya mencakup:
pengaturan suhu AC pada 27-28 °C dengan bantuan kipas untuk sirkulasi udara,
penggunaan tirai tebal atau film reflektif agar ruangan tidak terlalu panas, dan
mendinginkan hanya satu ruangan yang dipakai daripada seluruh apartemen.
Meski kebiasaan ini membantu, bulan yang sangat panas tetap bisa membuat biaya listrik Jepang melonjak ditambah mekanisme penyesuaian bahan bakar dan pungutan energi.
Musim dingin membalik keadaan karena banyak tempat tinggal di Jepang bergantung pada pemanas minyak tanah, AC mode penghangat, atau gas kota untuk menghangatkan ruangan dan air.
Walaupun listrik tetap penting, minyak tanah sering kali menjadi biaya terbesar karena dijual per liter atau jeriken 18 liter di SPBU atau toko perlengkapan rumah.