Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Worklife

Rincian Budaya Kerja Jepang, Disiplin Waktu hingga Aturan Lembur

Kompas.com - 22/09/2025, 16:35 WIB
  • Update terbaru: Untuk 2023, tingkat pemakaian naik menjadi 65,3 persen (rilis Des 2024).

  • Pencegahan karoshi (過労死): Pemerintah menerbitkan Laporan Putih soal kerja berlebihan setiap tahun dan mengadakan kampanye nasional setiap November.

  • Pencegahan pelecehan: Sejak Juni 2020, perusahaan besar wajib memiliki langkah pencegahan pelecehan di tempat kerja (パワハラ). Kewajiban ini diperluas ke UKM pada April 2022.

  • Ilustrasi orang menerapkan budaya kerja Jepang Horensou. (KARAKSA MEDIA PARTNER)
    Ilustrasi orang menerapkan budaya kerja Jepang Horensou. (KARAKSA MEDIA PARTNER)

    Komunikasi: Hō-Ren-Sō, Nemawashi, dan Bahasa Sopan

    • Hō-Ren-Sō (報・連・相): Hōkoku (melapor), Renraku (mengabari), Sōdan (berkonsultasi). Update singkat dan sering diharapkan, bahkan sebelum masalah menjadi serius.

    • Pengambilan keputusan: Usulan biasanya dibicarakan secara informal dulu (根回し nemawashi), lalu diedarkan lewat sistem ringi untuk mendapat cap/persetujuan. Proses ini terasa lambat, tapi menjamin konsensus.

    • Bahasa: Email dan panggilan telepon sering menggunakan keigo (敬語, bahasa hormat). Bahkan dalam tim bilingual, bentuk sopan tetap penting saat berurusan dengan klien atau atasan. Ungkapan seperti “mungkin sulit” sering berarti “tidak bisa.”

    Telework, Dokumen, dan Transisi Digital

    • Telework: Adopsi meningkat saat pandemi, tapi stabil di sekitar 19 persen pekerja (Survei Struktur Ketenagakerjaan 2022). Angka berbeda-beda tergantung industri.

    • Digitalisasi: Badan Digital Jepang mendorong prinsip “digital-by-default” dengan target layanan administrasi online penuh pada tahun fiskal 2025. Namun, penerapannya bertahap dan berbeda antar kementerian.

    • Dokumen: Banyak perusahaan sudah memakai sistem persetujuan digital, tapi alur tetap meniru jalur stempel (hanko) lama.

    Jenis Pekerjaan dan Stabilitas

    • Karyawan reguler vs non-reguler: Jepang membedakan seishain (karyawan tetap) dengan non-reguler (paruh waktu, kontrak, outsourcing). Fasilitas, promosi, dan pelatihan berbeda sesuai status.

    Halaman:
    Editor : YUHARRANI AISYAH

    Komentar

    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
    Laporkan Komentar
    Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
     
    Pilihan Untukmu
    Close Ads

    Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.