Ohayo Jepang
Powered by

Share this page

Fakta & Data

Harga Bulu Babi di Jepang Tembus Rp 2 Juta per Mangkuk, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 22/09/2025, 15:18 WIB

OHAYOJEPANG - Tangkapan bulu babi laut atau uni di Jepang utara menurun tajam akibat musim panas terpanas.

Sebuah restoran di Pulau Rishiri, Hokkaido; menawarkan semangkuk nasi dengan 100 gram uni jenis bafun seharga 15.000-18.000 yen (sekitar Rp 1,6 juta-Rp 2 juta).

Melansir Reuters (26/8/2025), harga tersebut dua kali lipat lebih mahal dibandingkan beberapa tahun lalu.

“Semua orang kaget ketika melihat harganya,” kata Kimiko Sato, pemilik restoran Sato Shokudo yang telah beroperasi lebih dari 50 tahun di depan terminal feri Oshidomari.

“Satu kelompok pelanggan biasanya hanya berbagi satu mangkuk uni dan masing-masing akan memesan ramen untuk dirinya sendiri,” tambahnya.

Uni memang dikenal sebagai hidangan mewah.

Namun kini, tingginya harga membuat banyak keluarga di Jepang tidak lagi menjadikannya pilihan, bahkan untuk acara istimewa.

Pemerintah di Tokyo juga menghadapi tekanan karena lonjakan harga pangan telah menjadi isu mendesak.

Rata-rata pengeluaran rumah tangga Jepang untuk makanan kini hampir mencapai 30 persen, tertinggi dalam 43 tahun terakhir.

Baca juga:

Bulu babi atau uni. Musim panas ekstrem membuat tangkapan uni menurun dan harganya jadi mahal, tembus Rp 2 juta per mangkuk.
Bulu babi atau uni. Musim panas ekstrem membuat tangkapan uni menurun dan harganya jadi mahal, tembus Rp 2 juta per mangkuk.

Dampak Perubahan Iklim pada Laut Jepang

Kenaikan harga pangan di Jepang selama ini banyak dikaitkan dengan pelemahan yen yang mendorong biaya impor.

Namun, pemanasan global juga semakin terlihat sebagai faktor risiko.

Menurut Direktur Eksekutif Koperasi Perikanan Rishiri Tatsuaki Yamakami, tangkapan uni tahun ini turun setengah dibandingkan tahun lalu.

“Harga melonjak karena hasil tangkapan rendah. Saya pikir suhu laut yang semakin tinggi adalah penyebabnya, ini situasi yang mengkhawatirkan,” ujar Yamakami.

Harga tertinggi untuk 10 kilogram uni bafun dari Rishiri kini mencapai 90.000 yen, lebih dari dua kali lipat dari sekitar 40.000 yen pada dua tahun lalu.

Data dari Badan Riset dan Edukasi Perikanan Jepang menunjukkan suhu perairan di sekitar Jepang meningkat sekitar lima derajat Celcius dalam beberapa tahun terakhir.

Shigeho Kakehi, peneliti senior lembaga tersebut, menyebut dampaknya terasa pada berkurangnya populasi salmon di wilayah Tohoku akibat pergeseran arus laut hangat ke utara.

Selama 20 tahun terakhir, volume tangkapan spesies perairan dingin seperti salmon, cumi, dan ikan saury merosot drastis.

Harga per kilogramnya justru melonjak hampir lima kali lipat.

Seafood bowl berisi uni, telur salmon, dan ikan. Musim panas ekstrem membuat tangkapan uni menurun dan harganya jadi mahal.
Seafood bowl berisi uni, telur salmon, dan ikan. Musim panas ekstrem membuat tangkapan uni menurun dan harganya jadi mahal.

Inflasi Pangan dan Beban Rumah Tangga

Kenaikan harga pangan semakin terasa di Jepang.

Data pemerintah Jepang mencatat, harga pangan naik 7,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya pada Juli lalu, lebih tinggi dari 7,2 persen pada Juni.

Beras menjadi penyumbang utama inflasi pangan karena ikut terdampak cuaca panas.

Harga makanan segar juga meningkat 3,3 persen, naik signifikan dari 1,6 persen di bulan sebelumnya.

Sementara itu, inflasi ikan dan makanan laut tercatat 2,5 persen, sedikit melambat dari 3,9 persen.

Naoki Tamura, anggota dewan Bank of Japan (BOJ), menyoroti bahwa harga makanan segar naik lebih cepat daripada harga umum sejak awal 2022.

Ia menilai kondisi ini dipengaruhi cuaca tidak menentu akibat perubahan iklim.

“Inflasi di Jepang memang masih lebih rendah dibandingkan negara lain, tetapi cukup untuk menyulitkan masyarakat, terutama karena kenaikan gaji tidak sebanding. Perubahan ini berat, khususnya bagi lansia yang hidup dengan pendapatan tetap,” jelas Direktur Eurasia Group David Boling.

Tantangan Kemandirian Pangan Jepang

Lonjakan harga uni juga menggambarkan tantangan besar bagi Jepang dalam mencapai target kemandirian pangan.

Pemerintah menargetkan rasio swasembada pangan berbasis nilai produksi mencapai 69 persen pada 2030, naik dari sekitar 60 persen saat ini.

Namun, Kakehi mengingatkan bahwa perubahan iklim bisa menghambat upaya tersebut.

“Meskipun kita berusaha keras (dengan mengurangi emisi melalui energi terbarukan), suhu masih akan naik sekitar 1–1,5 derajat Celcius pada tahun 2100,” ungkap Kakehi.

Ia juga menekankan perlunya regulasi terkait waktu dan jumlah penangkapan ikan, terutama untuk menjaga keberlangsungan spesies saat musim bertelur.

Meski banyak jenis ikan menurun, populasi sarden justru meningkat dalam 7–8 tahun terakhir.

“Populasi sarden meningkat selama 7–8 tahun terakhir, kita sebaiknya lebih banyak mengonsumsi sarden,” saran Kakehi.

Sumber:

  • Reuters (https://www.reuters.com/sustainability/climate-energy/warming-seas-worsen-japans-price-shock-with-120-urchin-rice-bowls-2025-08-26/)
@ohayo_jepang Minuman khas Jepang yang banyak disukai oleh masyarakat, kini matcha (bubuk teh hijau) di Jepang sedang langka. Hal ini salah satunya ditandai dengan sejumlah toko di Negeri Sakura yang berhenti sementara dalam menjual produk matcha mereka.🍵 Tak hanya itu, alasan utama kenapa matcha menjadi langka di Jepang adalah prosesnya yang membutuhkan waktu lama. Hal ini juga membuat matcha menjadi sajian premium yang mahal harganya. ✨ Proses produksi matcha yang lama tidak sebanding dengan lonjakan permintaan matcha secara global, yang salah satunya disebabkan oleh media sosial. Ternyata, efek Kelangkaan matcha ini, tidak hanya dirasakan di Jepang, tapi juga meluas hingga ke Singapura serta Australia, namun belum terdampak di Indonesia. Kreator Konten: Aqila Vitrasya Produser: Luthfi Kurniawan Penulis: Ni Nyoman Wira #ohayojepang #matcha #matchalatte #minuman ♬ matcha - Robb
Halaman:
Editor : YUHARRANI AISYAH

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
 
Pilihan Untukmu
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.