OHAYOJEPANG - Awal musim gugur di Jepang selalu identik dengan datangnya shinmai, atau nasi baru hasil panen tahun berjalan.
Bukan hanya soal rasa, shinmai membawa makna yang lebih dalam.
Setiap butirnya dianggap sebagai simbol syukur, peralihan musim, dan kebanggaan budaya masyarakat Jepang.
Tradisi menikmati nasi baru ini diwariskan turun-temurun dan menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari, terutama saat panen raya di bulan September.
Baca juga:
Dalam bahasa Jepang, shinmai (新米) berarti “nasi baru.”
Istilah ini digunakan untuk beras yang dipanen, digiling, dan dikemas dalam tahun yang sama, dengan batas waktu hingga 31 Desember sesuai standar pertanian Jepang atau Japanese Agricultural Standards (JAS).
Shinmai berbeda dari komai, sebutan untuk beras lama yang sudah melewati tahun panen.
Ciri khas shinmai adalah butirannya yang lebih berkilau, kandungan air yang lebih tinggi, dan rasa yang lebih manis secara alami.
Kesegaran inilah yang membuat shinmai selalu ditunggu-tunggu kehadirannya setiap tahun.
Lebih dari sekadar bahan pangan, shinmai mencerminkan hubungan erat masyarakat Jepang dengan alam dan hasil pertanian.