OHAYOJEPANG - Mempelajari ekspresi atau ungkapan bahasa Jepang bisa dilakukan lewat musik.
Salah satu contoh yang menarik adalah single “Sleep Walking Orchestra” dari BUMP OF CHICKEN.
Lagu ini juga menjadi lagu pembuka (opening theme) untuk anime Delicious in Dungeon (ダンジョン飯).
Kita bisa menemukan berbagai ungkapan khas yang kerap muncul dalam lirik pop Jepang dengan mendengarkan lagu tersebut.
Di bawah ini terdapat dua ekspresi utama yang bisa dipelajari, lengkap dengan arti, nuansa, dan contoh penggunaannya.
Baca juga:
Ungkapan pertama adalah 取捨選択 (shusha sentaku). Secara harfiah, maknanya adalah “memilih yang perlu dan membuang yang tidak perlu.”
Dalam bahasa Indonesia bisa dimaknai sebagai “menyaring, menyimpan yang dibutuhkan, membuang yang tidak penting.”
Di dalam lirik, ungkapan ini muncul dalam baris:
迫られ続ける取捨選択 (Semarare tsudzukeru shusha sentaku)
“Pilihan terus-menerus dipaksakan kepadaku.”
Kata ini tergolong kata benda, tetapi bisa berubah menjadi kata kerja dengan menambahkan ~する.
Ungkapan ini sering dipakai dalam situasi formal, misalnya dalam berita, akademik, atau bisnis. Biasanya berkaitan dengan data, opsi, atau ide yang harus dipilih.
Contoh kalimatnya adalah:
レポートに使う資料は取捨選択すべきだ。
(Repooto ni tsukau shiryou wa shushasentaku subeki da.)
“Bahan yang dipakai untuk laporan harus dipilih dengan cermat.”
Contoh lainnya:
時間が限られているので、やることを取捨選択した。
(Jikan wa kagirarete iru node, yaru koto o shushasentaku shita.)
“Karena waktu terbatas, saya memilih dengan hati-hati apa yang harus dikerjakan.”
Ekspresi berikutnya adalah 性懲りも無く atau 性懲りもない (shoukori mo naku/nai).
Ungkapan ini berarti “tidak belajar dari kesalahan” atau “masih mengulang kesalahan yang sama.”
Dalam lirik lagu, ungkapan ini muncul di baris:
性懲りも無く繋いだ世界 (Shoukori mo naku tsunaida sekai)
“Dunia yang kita hubungkan, tanpa belajar dari kesalahan.”
Ungkapan ini memiliki dua bentuk. Versi shoukori mo naku berbentuk adverbia, sementara shoukori mo nai berbentuk adjektiva.
Namun, dalam percakapan sehari-hari, bentuk adverbial lebih sering digunakan.
Nada ungkapan ini cenderung kritis atau sarkastis, sehingga perlu hati-hati ketika digunakan, terutama dalam situasi formal.
Contoh penggunaannya adalah:
彼は性懲りもなく、また遅刻した。
(Kare wa shoukori mo naku mata chikoku shita.)
“Dia tidak kapok, terlambat lagi.”
Contoh lain:
性懲りもなく同じミスを繰り返している。
(Shoukori mo naku onaji misu o kurikaeshite iru.)
“Dia terus mengulang kesalahan yang sama tanpa jera.”
Dari lagu Sleep Walking Orchestra, ada dua ekspresi yang bisa kita pelajari.
Pertama, 取捨選択 (shusha sentaku), yang berarti memilih hal penting dan membuang yang tidak penting.
Kedua, 性懲りもなく/性懲りもない (shoukori mo naku/nai), yang berarti tidak belajar dari kesalahan.
Keduanya bisa jadi bahan menarik untuk menambah kosakata Jepang, terutama jika ingin memahami nuansa bahasa dalam lirik musik.
Mendengarkan lagu bisa menjadi cara menyenangkan untuk belajar ekspresi atau ungkapan bahasa Jepang.
Penguasaan idioma bahasa Jepang akan tumbuh lebih alami dengan mencatat frasa, memahami arti, lalu mencoba memakainya dalam kalimat sehari-hari.
Sumber:
Konten disediakan oleh Xymax Global Partner (September 2025)
@ohayo_jepang Kenapa Karyawan di Jepang Selalu Rajin Bersihkan Meja Kerja? Ada satu kebiasaan unik yang sering kita lihat di kantor-kantor Jepang: para karyawannya selalu membersihkan meja kerja sebelum pulang. Ini bukan cuma soal rapi-rapi, tapi didasari oleh filosofi penting yang disebut Omoiyari. Omoiyari adalah konsep Jepang untuk memikirkan dan menghargai perasaan orang lain. Dengan merapikan meja, mereka ingin menunjukkan rasa hormat kepada orang yang akan memakai meja itu esok hari atau rekan kerja yang masih ada di kantor. Kecil, tapi maknanya dalam banget! Ini jadi salah satu alasan kenapa budaya kerja di Jepang dikenal sangat teratur. Gimana menurut kalian? Tertarik nggak menerapkan Omoiyari di tempat kerja? Kreator Konten: Salma Aichi K Produser: Siti Annisa Penulis: YUHARRANI AISYAH #Omoiyari #Jepang #BudayaKerja #FilosofiJepang #Kantor ♬ suara asli - Ohayo Jepang