Totalnya mencapai 260 yen, sehingga lebih tinggi daripada pendapatan yang diterima perusahaan Jepang.
Kondisi ini semakin terasa saat wisatawan melakukan transaksi dengan nilai besar.
Survei Nikkei menunjukkan enam perusahaan melaporkan kerugian meningkat dari transaksi kartu asing dibandingkan tahun sebelumnya.
Mori Trust Co. memperkirakan belanja wisatawan di Jepang bisa mencapai 10 triliun yen pada 2025.
Jika separuhnya dilakukan melalui kartu kredit, kerugian kolektif perusahaan kartu Jepang berpotensi membengkak hingga 35 miliar yen pada tahun tersebut.
Sebagai upaya menekan kerugian, tiga perusahaan berencana memperkenalkan biaya tambahan langsung kepada turis asing, bukan kepada merchant.
Mereka menyebut kisaran 1 hingga 3 persen sebagai angka yang dianggap tepat.
Namun, penerapannya tidak mudah karena memerlukan pembaruan terminal pembayaran dan jaringan, sehingga menimbulkan biaya pengembangan.
Selain itu, hambatan lain datang dari aturan merek internasional seperti Visa dan Mastercard.
Komisi Perdagangan Adil Jepang pada 2022 melaporkan bahwa mayoritas kontrak melarang merchant membebankan biaya tambahan kepada pengguna kartu.